Abstrak
Kemanfaatan Ekonomi Dan Ekologi Dari Program Rehabilitasi Hutan Bakau (Mangrove) Di Kawasan Pesisir Pantai Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak
Oleh :
Ifati Khoni Tiarani - H0406045 - Fak. Pertanian
Sebagian manusia, dalam memenuhi keperluan hidupnya adalah dengan cara mengintervensi ekosistem mangrove. Hal ini dapat dilihat dari adanya penebangan hutan bakau oleh masyarakat untuk berbagai keperluan, antara lain alih fungsi lahan (mangrove) menjadi tambak, pemukiman, dan industri. Dampak ekologis yang dihasilkan akibat berkurang dan rusaknya ekosistem mangrove adalah hilangnya berbagai spesies flora dan fauna yang berasosiasi dengan ekosistem mangrove, yang dalam jangka panjang akan mengganggu keseimbangan ekosistem mangrove khususnya dan ekosistem pesisir umumnya. Banyaknya hutan bakau di kawasan pantai yang telah rusak, menyebabkan terjadinya pengikisan daratan atau erosi pantai. Dari survey yang telah dilakukan oleh Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Demak pada tahun 2009, ditemukan kerusakan mangrove di Kabupaten demak mencapai 713 hektar (25%) dari 2.840 hektar lahan mangrove yang ada. Kerusakan mangrove ini telah menyebabkan terjadinya abrasi dan rob yang mengganggu sektor pertanian, kerusakan tambak ikan, dan naiknya permukaan air laut yang merendam pemukiman warga di kawasan pesisir pantai Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak.
Untuk itu, penelitian ini dilakukan untuk mengkaji penyebab kerusakan ekosistem hutan bakau (mangrove), dampak kerusakan ekosistem hutan bakau (mangrove), program rehabilitasi hutan bakau (mangrove), dan kemanfaatan ekonomi dan ekologi yang dirasakan masyarakat pesisir pantai dalam program rehabilitasi hutan bakau (mangrove) di kawasan pesisir pantai Desa Bedono Kecamatan Sayung Kabupaten Demak. Penelitian ini menggunakan metode diskriptif dengan lokasi penelitian yang ditetapkan secara sengaja. Adapun responden penelitian sebanyak 30 orang yang terdiri dari 20 orang dari kelompok tani Mangrove Bahari dan 10 orang dari kelompok tani Mina Bahari.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyebab kerusakan ekosistem hutan bakau (mangrove) yang tinggi adalah abrasi. Dampak kerusakan ekosistem hutan bakau (mangrove) yang paling dirasakan oleh masyarakat di kawasan pesisir pantai Desa Bedono adalah hilangnya pemukiman dan hilangnya sumber pendapatan warga. Dalam program rehabilitasi hutan bakau (mangrove), kegiataan yang paling sering diikuti adalah perencaan rehabilitasi, pembentukan organisasi lokal, dan penanaman pohon bakau. Manfaat ekologi hutan bakau yang paling dirasakan oleh masyarakat pesisir pantai adalah sebagai pencegah abrasi, pengendapan sedimen, dan tempat pemijahan ikan. Untuk manfaat ekonomi hutan bakau paling dirasakan adalah hasil kayu bakar dan perikanan.