Abstrak


Efektivitas Ekstrak Bawang Putih Untuk Pengendalian Hama Krop Kubis (Crocidolomia Pavonana)


Oleh :
Sayekti Kurnia Rahayu - H0709107 - Fak. Hukum

Crocidolomia pavonana (F.). (sin. Crocidolomia binotalis Zeller) merupakan hama oligofag yang menyerang berbagai tanaman sayuran Brassicaceae. Pengendalian yang umum digunakan oleh para petani adalah penggunaan insektisida kimia. Insektisida kimia banyak menimbulkan berbagai dampak negatif, sehingga perlu dikembangkan pengendalian hama alternatif yang ramah lingkungan seperti insektisida nabati. Umbi bawang putih diduga mempunyai potensi sebagai insektisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak bawang putih untuk pengendalian hama krop kubis (C. pavonana). Penelitian ini dilaksanakan di lahan Randusari, Teras, Boyolali dan Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret dimulai bulan Desember 2012 sampai dengan Mei 2013. Penelitian dilakukan dengan menggunakan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pada penelitian di laboratorium dan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pada penelitian di lapang. Penelitian ini menggunakan 1 taraf yaitu ekstrak beberapa jenis bawang putih dan kosentrasi dengan 3 ulangan. Jenis ekstrak bawang putih yang digunakan adalah bawang putih tunggal, bawang putih biasa, dan bawang putih potong. Untuk konsentrasi yang digunakan adalah 6,25 g/L, 12,5 g/L dan 25 g/L. Adapun variabel yang diamati untuk mengetahui efektivitas bawang putih yaitu kelangsungan hidup, kegagalan penetasan telur, dan persentase anti peneluran C. pavonana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bawang putih mempengaruhi kelangsungan hidup, kegagalan penetasan telur, dan persentase anti peneluran C. pavonana. Ekstrak bawang putih potong dengan konsentrasi 25 g/L menyebabkan persentase kegagalan menjadi pupa dan imago berturut-turut mencapai 63,33% gagal menjadi pupa dan 83,33% gagal menjadi imago. Untuk kemampuan makan, ekstrak bawang putih tunggal konsentrasi 6,5% menyebabkan penghambatan makan tertinggi terhadap C.pavonana dibanding perlakuan ekstrak bawang putih yang lain. Ekstrak bawang putih juga menyebabkan gagal menetas hingga persentase penetasan mencapai 46,34% pada ekstrak bawang putih tunggal konsentrasi 12,5g/L. Selain itu ekstrak bawang putih mempunyai daya repelen yang ditunjukkan persentase anti penetasan hingga 98,55% pada bawang putih biasa konsentrasi 6,25g/L.