Abstrak


Perencanaan kebutuhan bahan baku produksi buku LKS taktis dengan metode material requirement planning pada CV. Harapan Baru Surakarta


Oleh :
Yeyen Marlina - F3510070 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan perencanaan bahan baku buku LKS TAKTIS dengan metode Material Requirement Planning (MRP) dan untuk menganalisis waktu kebutuhan bahan baku buku LKS TAKTIS harus tersedia pada CV. Harapan Baru Surakarta. CV. Harapan Baru Surakarta merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan dan percetakan dimana produksinya berdasarkan order. Produk utamanya yaitu buku LKS (Lembar Kerja Siswa) untuk SD sampai dengan SMA. Dalam berproduksi, perusahaan membutuhkan suatu perencanaan bahan baku agar produksi dapat berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan. Perencanaan bahan baku sangat berpengaruh terhadap jalannya produksi. Masalah pada penelitian di CV. Harapan Baru Surakarta yaitu mengalami over stock dan zero stock saat proses produksi. Oleh karena itu dibutuhkan suatu perencanaan bahan baku untuk mengendalikan persediaan yaitu dengan metode MRP. Dari hasil analisis perhitungan kebutuhan bahan baku dengan menggunakan MRP dapat diketahui untuk memenuhi order buku LKS TAKTIS sebanyak 300.000 picis buku yang terdiri dari 6 jenis pada bulan Agustus 2012 dan akan dikirim pada bulan Desember 2012 dibutuhkan 6 lembar film dan 6 paket naskah yang harus diterima pada bulan Agustus 2012. dibutuhakn Cover sebanyak 300.000 lembar, Isi sebanyak 300.000 paket isi dimana Cover dan isi harus tersedia pada bulan Oktober 2012 dan harus diproses pada bulan September 2012. Selain itu bahan baku yang harus dipesan pada bulan Agustus 2012 yaitu kertas Artpaper sebanyak 1.500 Rim, tinta Cyan sebanyak 45 kg, tinta Magenta 45kg, tinta Yellow sebanyak 43kg, tinta Black sebanyak 52kg, kemudian 786.000 meter Kertas Roll, 600 kg tinta Web Black, 150 lembar Plate. Bahan baku tersebut harus tersedia pada bulan September 2012. Sehingga dengan menerapkan metode MRP, perusahaan dapat meminimalisir terjadinya over stock dan zero stock yang dapat mengurangi nilai guna bahan baku dan keterlambatan proses produksi. Dengan demikian proses produksi akan terlaksana dengan baik karena sesuai dengan perencanaan atau penjadwalan dan tidak terjadi over stock maupun zero stock.