Abstrak
Pembelajaran Sejarah Lokal Di Perguruan Tinggi (Studi Kasus Di Program Studi Pendidikan Sejarah Ikip Pgri Madiun)
Oleh :
Anjar Mukti Wibowo - S861108001 - Sekolah Pascasarjana
Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan perencanaan pembelajaran sejarah lokal di IKIP PGRI Madiun; (2) mendeskripsikan proses pembelajaran sejarah lokal di IKIP PGRI Madiun; (3) mendeskripsikan penilaian (assessment) pembelajaran sejarah lokal di IKIP PGRI Madiun; (4) menganalisis hambatan dalam proses pembelajaran sejarah lokal di IKIP PGRI Madiun.
Penelitian ini dilakukan di Perguruan Tinggi Institut Keguruan Ilmu Pendidikan PGRI Madiun, menggunakan bentuk penelitan deskriptif kualitatif dengan strategi penelitian studi kasus terpancang (Embedded case study research). Sumber data terdiri atas informan (pengurus lembaga/yayasan, ketua jurusan, kepala program studi, Sekretaris Jurusan, sekretaris program studi, Dosen/Pengajar mata kuliah sejarah lokal dan mahasiswa), tempat dan peristiwa (di lingkup Program Studi Pendidikan Sejarah IKIP PGRI Madiun dalam kegiatan pembelajaran), dokumen dan arsip (deskripsi, silabus, rencana mutu perkuliahan, dll). Teknik pengumpulan data berupa wawancara mendalam, Pengamatan observasi, Pencatatan Dokumen Arsip (content analysis), teknik cuplikan (sampling). Teknik pengumpulan data. Sedangkan teknik analisis data menggunakan analisis secara interaktif dengan tiga tahapan.
Hasil penelitian telah menunjukkan bahwa (1) perencanaan pembelajaran dosen membuat perangkat pembelajaran secara mandiri,dan tidak terlepas dari contoh yang terbuat secara terperinci; (2) proses pembelajaran sejarah lokal dalam mengajar dosen kurang maksimal, kurangnya metode pembelajaran yang variatif dan inovatif, sehingga pembelajaran kurang jelas dan kurang maksimal (3) Kendala-kendala dalam pembelajaran sejarah lokal terdiri dari aspek perencanaan, pelaksanaan, serta faktor penunjang dalam proses pembelajaran; (4) upaya mengatasi kendala masih terbatas dalam tataran teknis, dosen belum mengembangkan proses pembelajaran secara luas serta kurangnya fasilitas maupun peralatan pembelajaran; (5) apresisai mahasiswa terhadap pembelajaran sejarah lokal sangat beragam, banyak mahasiswa memiliki ketertarikan terhadap pembelajran sejarah lokal terhadap pengembangan materi yang bersifat luas, berfikir kritis terhadap suatu peristiwa ataupun kejadian yang ada.