Abstrak


K-Pop Dan Identitas Diri (Studi Kasus Pembentukan Identitas Diri Dalam Fandom Di Kalangan Penggemar K-Pop Di Solo)


Oleh :
Dhyanayu Luthfia Almitra - D0208020 - Fak. ISIP

K-Pop sedang menjadi tren saat ini. Budaya populer dari Korea Selatan tersebut menjadi sebuah gelombang baru di Asia, Eropa dan Amerika, tak terkecuali Indonesia. Produk-produknya dikonsumsi mulai dari remaja belasan tahun hingga dua puluhan. Boy band dan girl band K-Pop adalah idola baru saat ini. Lagu-lagunya diputar di pusat perbelanjaan, fashion-nya menjadi panutan, dan segala macam memoriabilia idola laris manis di pasaran. Selain itu penggemar K-Pop terkenal dengan loyalitas terhadap idola mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pembentukan identitas penggemar K-Pop. Bagaimana wujud identitas mereka secara pribadi “I” dan saat bersama dengan penggemar lain “Me” dalam fandom K-Pop, juga untuk melihat bagaimana pergerseran “I” dan “Me” terjadi. Penelitian ini berbentuk studi kasus, dengan lokasi penelitian di Kota Solo. Narasumber yang dipilih adalah penggemar K-Pop dengan kategori baru, menjadi penggemar kurang dari dua tahun, dan kategori lama, telah menyukai K-Pop lebih dari dua tahun. Pengambilan data menggunakan wawancara mendalam agar data yang didapatkan lengkap dan rinci. Dari data yang terkumpul, dapat dilihat bahwa berbagai hal seperti musik, video klip dan fashion adalah faktor pembentuk identitas pribadi “I” penggemar K-Pop. Mereka juga menirukan berbagai macam hal yang berhubungan dengan K-Pop seperti tarian, lagu dan bahasa. Sedangkan “Me” terbentuk ketika mereka berkumpul dalam fandom dan melakukan aktivitas saat gathering dan menyaksikan konser, dengan menggunakan berbagai macam atribut. Pergeseran terlihat ketika penggemar sudah menjadi “Me” seutuhnya, mereka bangga membawa identitas di luar fandom, bahkan menyebarkan K-Pop di lingkungannya. Dengan segala macam faktor pembentuk identitas “I” dan “Me”, timbul akibat positif dan negatif bagi penggemar K-Pop. Ada baiknya kegiatan bersifat negatif yang dapat membuang banyak waktu dan uang diminimalkan, sedangkan yang bersifat positif seperti gathering yang dapat menambah teman dan pengalaman dapat ditingkatkan.