Abstrak


Strategi Komunikasi Dalam Kemudahan Pembuatan Paspor (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Strategi Komunikasi Dalam Sosialisasi Kemudahan Pembuatan Paspor Di Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta)


Oleh :
Dwi Yuni Astuti - D0209026 - Fak. ISIP

Paspor dan hal-hal keimigrasian merupakan hal yang belum terlalu umum bagi masyarakat. Hal ini karena tidak semua orang membutuhkan paspor sehingga hanya yang berkepentingan mempunyai paspor lah yang mengerti tentang keimigrasian. Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta pun menyadari hal itu sehingga merasa perlu adanya strategi komunikasi untuk memberi tahu masyarakat bahwa membuat paspor itu mudah, aman, tanpa calo, sekaligus memberikan wawasan keimigrasian. Dalam usahanya untuk mengubah stigma negatif masyarakat serta semakin terbuka dan dekat kepada masyarakat, kantor Imigrasi Kelas I Surakarta terus melakukan reformasi birokrasi pelayanan keimigrasian, terutama di bidang pelayanan paspor. Imigrasi mempunyai program untuk memudahkan masyarakat dalam pembuatan paspor, yakni pembuatan paspor langsung, online, dan drop box. Sedangkan kebijakan yang baru adalah kepastian persyaratan, waktu, dan biaya. Hal ini sebagai suatu wujud keseriusan institusi Imigrasi untuk selalu memperbaiki diri. Penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan mengambil 8 orang narasumber yang terdiri dari 4 pejabat Kantor Imigrasi Kelas I Surakarta dan 4 orang sebagai calon pemohon paspor. Penelitian dilakukan dengan cara observasi langsung, wawancara mendalam (indepth interview), dan juga dokumentasi, buku, dan data-data yang terkait dengan tema penelitian. Validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik triangulasi data. Dari kegiatan penelitian yang dilakukan peneliti di lapangan, dapat ditarik kesimpulan bahwa penerapan strategi komunikasi dalam kemudahan pembuatan paspor yang dilakukan kantor Imigrasi Kelas I Surakarta melalui empat langkah, yaitu menentukan khalayak, menyusun pesan, menetapkan metode, serta seleksi dan penggunaan media. Meskipun langkah strategi komunikasi yang dilakukan sudah tepat, namun sosialisasi belum sepenuhnya berhasil. Anggaran yang terbatas membuat frekuensi pelaksanaan sosialisasi juga tidak terlalu sering, akibatnya masih banyak masyarakat yang belum mengetahui berbagai program serta kebijakan kantor Imigrasi Surakarta dalam membuat paspor sehingga masih merasa bahwa membuat paspor itu sulit dan berbelit-belit.