Abstrak


Pengaruh Kenaikan Harga Bbm Terhadap Biaya Operasional Kendaraan Angkutan Taksi Dan Penghasilan Sopir (Studi Kasus Taksi Gelora Surakarta)


Oleh :
Eko Supriyanto - I0109028 - Fak. Teknik

Masalah ekonomi yang melanda Indonesia saat ini membawa dampak langsung terhadap biaya operasional angkutan umum, terutama kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), serta tingginya harga suku cadang kendaraan.Sebagai salah satu kota di Jawa Tengah, Surakarta menjadi kota yang perkembangannya sangat pesat. Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) membawa dampak langsung terhadap kenaikan biaya operasional angkutan umum yang ada di Kota Surakarta salah satunya adalah taksi. Pemilihan angkutan taksi sendiri dapat menjadi satu pilihan yang tepat bagi para penumpang biasa atau wisatawan di Kota Surakarta karena taksi dapat menjangkau tempat-tempat yang lebih strategis dibandingkan dengan bus yang hanya sebatas menjangkau tempat-tempat yang lebih umum. Salah satu perusahaan taksi yang beroperasi di Kota Surakarta adalah taksi Gelora. Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui pengaruh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) terhadap Biaya Operasional Kendaraan (BOK) taksi Gelora dan penghasilan sopir taksi. Perhitungan biaya operasional dalam penelitian ini menggunakan metode TRRL Kenya dan metode PCI Model. Metode TRRl Kenya digunakan karena variabel atau komponen yang diperoleh dari data-data taksi Gelora sesuai dengan rumus tersebut. Sebagai perbandingan dihitung juga besarnya biaya operasional dengan Metode PCI Model karena kedua metode tersebut memerlukan data dasar berupa kecepatan kendaraan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kenaikan harga BBM mengakibatkan kenaikan biaya operasional taksi sebesar 13%-20% untuk metode TRRL Kenya, sedangkan biaya operasional taksi meningkat sebesar 13 %-16 % menggunakan Metode PCI Model. Kenaikan harga BBM sebesar 44,4% juga meningkatkan penghasilan sopir taksi sebesar 20%-44% untuk metode TRRL-Kenya, dan meningkat 29%-53% untuk metode PCI model. Tetapi kenaikan penghasilan yang diperoleh memiliki nilai ekonomis yang berbeda karena kebutuhan hidup juga semakin mahal.