;

Abstrak


Lingkar Leher Sebagai Alat Skrining Untuk Mengidentifikasi Obesitas Pada Anak Usia Sekolah Dasar


Oleh :
M. Arif Ismail - S500809113 - Sekolah Pascasarjana

Obesitas pada anak sering didiagnosis dengan menggunakan Indeks Masa Tubuh (IMT), akan tetapi karena penggunaan IMT kurang sederhana, maka indeks obesitas lainnya perlu di teliti. Kami melakukan penelitian observasional untuk menguji lingkar leher sebagai metode untuk mengidentifikasi anak-anak dengan obesitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara IMT dan Lingkar leher pada anak dan untuk menentukan titik potong terbaik yang dapat mengidentifikasi anak dengan IMT yang tinggi. Sebanyak 558 anak yang berusia 6 sampai 12 tahun dari dua sekolah dasar di surakarta menjadi sampel pada penelitian ini. Residen dari bagian anak Universitas Sebelas Maret mengumpulkan data klinis dan antropometri dari semua anak. Dilakukan penghitungan koefisien korelasi Pearson antara lingkar leher dan indeks masa tubuh. Kemudian ditentukan titik potong optimal lingkar leher untuk mengidentifikasi IMT yang tinggi dengan menggunakan kurva Receiver Operating Characteristic/ ROC). Di antara 558 sampel, 47% adalah anak laki-laki. Lingkar leher secara signifikan berkorelasi dengan IMT pada anak laki-laki dan perempuan, meskipun korelasi itu lebih kuat pada anak laki-laki. Titik potong optimal lingkar leher yang menunjukkan obesitas pada anak laki-laki berkisar antara 28,5-33,5 cm, sedangkan pada anak perempuan berkisar antara 28,5-34 cm. Ada hubungan kuat antara lingkar leher dengan obesitas pada anak-anak. Pengukuran lingkar leher sangatlah sederhana dan hemat waktu dan dapat digunakan untuk skrining obesitas pada anak-anak.