Abstrak


Analisis Perkuatan Tanah Dasar Pada Tanggul Sungai Gajah Putih Surakarta Dengan Cerucuk Kayu


Oleh :
Ridwan Hermawan - I1111072 - Fak. Teknik

Pemerintah Daerah Surakarta telah melaksanakan program perbaikan tanggul yang longsor di timur jembatan Tempurejo, Sumber, Banjarsari. Penyebabnya tanah bagian bawah tanggul termasuk tanah lunak (lempung) , yang dapat diakibatkan oleh adanya sumur-sumur bekas hunian liar, ditambah oleh vegetasi diatas tanggul yang menjadikan tanah semakin gembur. Diperparah oleh warga yang memanfaatkan badan tanggul untuk akses kendaraan, termasuk kendaraan berat yang mengambil hasil tambang dari Sungai Gajah Putih mengakibatkan beban tanah bertambah berat. Hal ini menyebabkan keruntuhan pada stabilitas daya dukung tanah pada tanggul. DPU Surakarta menggunakan cerucuk kayu sebagai perbaikan tanah dasar untuk meningkatkan kapasitas dukung tanah. Cerucuk kayu dapat dianalogikan sebagai short pile. yaitu tipe pondasi yang banyak digunakan pada lapisan tanah lunak terutama untuk memikul beban yang cukup besar. Maka peneliti melakukan analisis pada cerucuk kayu untuk mengetahui nilai faktor aman (SF) stabilitas pada dinding penahan tanah (tanggul) dan kelompok tiang cerucuk pada beberapa variasi muka air tanah. Lebih jauh lagi untuk mengetahui pengaruh variasi pada konfigurasi cerucuk kayu yaitu jarak antar tiang (s) dan panjang tiang juga dikaji untuk mendapatkan konfigurasi yang menghasilkan faktor aman optimum. Analisis berupa perhitungan manual faktor aman (SF), yaitu dengan menggunakan metode Rankine, Terzaghi dan Hansen. Hasil analisis menunjukkan bahwa tanggul memiliki stabilitas geser dan stabilitas daya dukung tanah yang tidak memadai dalam menahan beban mati dan beban hidup. Dengan digunakannya cerucuk kayu stabilitas geser dan stabilitas daya dukung tanah bertambah. Penambahan jarak antar tiang (s) memberikan penurunan pada kapasitas dukung tiang. Sedangkan penambahan panjang tiang memberikan kenaikan kapasitas dukung dan tahanan gaya lateral. Dari beberapa variasi konfigurasi cerucuk, konfigurasi 7L 2,5d adalah konfigurasi yang menghasilkan faktor aman optimum, yang berarti kelompok tiang menggunakan panjang tiang 7m dan jarak antar tiangnya 2,5d dimana d yang digunakan 0,2m.