Abstrak


Konflik batin tokoh dalam novel tarian bumi karya Oka Rusmini: pendekatan psikologi sastra


Oleh :
Emerita Shinta K - - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Judul penelitian ini adalah Konflik Batin Tokoh dalam Novel Tarian Bumi Karya Oka Rusmini: Pendekatan Psikologi Sastra. Penelitian ini menganalisis (1) struktur kepribadian tokoh utama dalam novel Tarian Bumi berdasarkan teori psikoanalisa Sigmund Freud yang menandai hidup psikis dan merupakan sumber dari proses kejiwaan manusia yaitu id, ego dan super ego, (2) konflik tokoh utama dalam novel Tarian Bumi, (3) mendeskripsikan respon yang diambil tokoh utama dalam menghadapi konflik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Objek penelitian ini adalah aspek-aspek psikologis berupa konflik-konflik kejiwaan serta respon tokoh Telaga, Kenanga dan Sagra Pidada sebagai tokoh yang menggerakkan cerita. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah novel Tarian Bumi tahun 2000. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik pustaka, kemudian teknik pengolahan datanya melalui beberapa tahap yaitu tahap deskripsi, tahap klasifikasi, tahap analisis, tahap interpretasi data dan tahap evaluasi. Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik penarikan kesimpulan induktif. Analisis dalam penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi sastra yang menelaah karya sastra dengan bantuan ilmu psikologi. Dalam penelitian ini pendekatan psikologi sastra menggunakan teori kepribadian psikoanalisa Sigmund Freud. Dari analisis terhadap novel Tarian Bumi dapat disimpulkan beberapa hal: 1. a. Struktur kepribadian Telaga seimbang dengan ego yang lebih dominan sehingga bisa mempersatukan antara id dan super ego. Akibatnya tokoh Telaga mampu mengatasi guncangan kejiwaannya dengan baik. b. Kepribadian tokoh Sekar/ Kenanga tidak seimbang. Impuls-impuls id-nya lebih dominan. Keseimbangan antara ketiga sistem kepribadian itulah yang membuat Luh Sekar mempunyai kepribadian yang keras. c. Struktur kepribadian tokoh Sagra Pidada juga didominasi oleh id. Ego Sagra Pidada tidak bisa mengarahkan id dan super ego-nya secara seimbang sehingga menjadikan dia tokoh yang kasar karena tidak bisa mengontrol emosinya. 2. a. Tokoh Telaga mengalami konflik batin saat dia merasa tidak bahagia hidup dalam keluarga bangsawan. Konflik dengan ibunya muncul saat Telaga memutuskan menikah dengan lelaki Sudra. Kenanga, ibunya, yang sejak kecil berambisi menjadi bangsawan berusaha menjaga kemurnian kastanya yang telah dia peroleh dengan susah payah. Untuk mendapatkan gelar bangsawan, Kenanga rela berkorban dan menderita termasuk dicaci dan menerima makian kotor dari Sagra Pidada, ibu mertuanya. Sagra Pidada tidak bisa menerima perempuan Sudra menikah dengan anaknya. Sagra Pidada adalah Brahmana sejati yang selalu menjunjung tinggi nilai kebangsawanan. b. Tokoh Telaga selalu mengambil respon positif dalam menghadapi konflik yang dialaminya. Respon tokoh Kenanga cenderung ke arah negatif. Kenanga menjadi sosok yang keras dan mendidik anaknya dengan otoriter, selalu memaksakan kehendaknya serta menganggap kebenaran adalah miliknya sendiri. Tokoh Sagra Pidada awalnya adalah perempuan yang patuh dan berusaha membuat suaminya menjadi laki-laki terhormat dan mempunyai kedudukan dalam pemerintahan. Tetapi setelah mengetahui suaminya mempunyai perempuan lain membuat Sagra Pidada kecewa. Kekecewaannya bertambah saat anak satu-satunya menikah dengan kenanga, seorang perempuan Sudra. Sagra Pidada mengambil respon yang negatif menjadikan dirinya sosok yang kasar dan meledak-ledak. c. Kepribadian tokoh Telaga, Luh Sekar, Kenanga dan Sagra Pidada dapat diteliti dengan memanfaatkan pengetahuan psikologi khususnya teori psikoanalisa Sigmund Freud.