Abstrak


City Branding Solo Sebagai Kota Wisata Budaya Jawa ( Studi Deskriptif Kualitatif Tentang “City Branding Solo Sebagai Kota Wisata Budaya Jawa Oleh Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Solo”)


Oleh :
Ina Primasari - D1211041 - Fak. ISIP

Solo merupakan salah satu kota di provinsi Jawa Tengah yang memiliki daya tarik, seperti budaya dan kesenian yang menjadi obyek wisata. Keunggulan kota Solo sering kali terpublikasi melalui media massa, sehingga Solo dikenal luas di kalangan masyarakat dalam negeri. Kota Solo kini telah menjadi tujuan wisatawan domestik dan mancanegara sebagai tempat mengisi liburan. Peningkatan arus wisatawan mengindikasikan bahwa Solo telah menjadi tempat pilihan untuk berwisata. Realita tersebut mengharuskan pemerintah kota Solo untuk mengembangkan sektor pariwisata secara terkonsep dengan berbasis pada kekuatan dan potensi yang dimiliki kota Solo. Solo merupakan sebuah kota yang mempunyai latar belakang kota kerajaan dengan dua keraton di dalamnya, Solo tidak mempunyai potensi daya tarik wisata alam, tetapi Solo terkenal dengan keramah tamahan penduduk serta budaya aslinya. Namun demikian, era globalisasi menuntut Solo untuk terbuka pada banyak hal. Solo saat ini telah menjelma menjadi sebuah kota yang modern dengan berdirinya hotel-hotel berbintang, mall, rumah makan siap saji milik asing maupun produk-produk asing lainnya telah berkembang luas di kota Solo, tetapi masih tetap mengacu pada kebudayaan yang ada. Deskripsi tersebut telah menjadi dasar pemikiran dari penelitian ini yang akan terfokus pada city branding kota Solo sebagai kota wisata budaya. Pariwisata yang mengacu pada latar belakang kota budaya, brand yang harus diciptakan adalah Solo sebagai kota yang identik dengan kekuatan budaya lokalnya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang aktivitas pemerintah kota Solo dalam melakukan city branding Solo sebagai kota wisata budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan. Riset kualitatif bersifat subyektif, dengan melakukan wawancara dari sumber data kemudian melakukan analisis dan menyusun laporan. Lokasi penelitian dilakukan di kantor Dinas Komunikasi dan Informasi dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kota Solo. Penelitian ini menunjukkan bahwa city branding kota Solo dilakukan melalui beberapa kegiatan yang telah dirancang oleh dinas terkait yaitu dengan mengangkat kembali kebudayaan yang menjadi latar belakang kota Solo sebagai pembangunan kota Solo di masa depan dengan menggunakan elemen komunikasi pemasaran yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan lansung, penjualan perseorangan. Dengan menggelar berbagai event budaya tahunan yang mengangkat nilai budaya lokal dengan bertempat di bangunan-bangunan bersejarah, maka akan menambah daya tarik masyarakat untuk mengunjungi Solo. Untuk memfasilitasi pariwisata dalam kaitannya branding kota maka pemerintah mengadakan revitalisasi bangunan bersejarah yang berpotensi sebagai tempat wisata. Dalam pelaksanaannya city branding tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah setempat tetapi harus ada pelaku pendukung seperti masyarakat lokal, investor dan stakeholder. Keberhasilan city branding kota Solo diukur berdasarkan jumlah kunjungan wisatawan, lama tinggal wisatawan dan tingkat accupancy hotel di Solo.