Abstrak


Akulturasi Budaya Jawa Dan Budaya Islam Pada Bangunan Masjid Agung Demak


Oleh :
Yanita Dwi Purnamasari - K4409064 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Latar belakang berdirinya Masjid Agung Demak, (2) Struktur bangunan Masjid Agung Demak, (3) Bentuk akulturasi yang terdapat pada bangunan Masjid Agung Demak, (4) Makna simbolik dan nilai-nilai filosofi yang terkandung pada unsur-unsur bangunan Masjid Agung Demak. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi dan strategi penelitian studi kasus tunggal terpancang. Sampel yang digunakan bersifat purposive sampling dan snowball sampling. Sedangkan teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan analisis dokumen. Dalam penelitian ini, untuk mencari validitas data digunakan teknik trianggulasi yaitu trianggulasi data dan trianggulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan: (1) Sejarah berdirinya Masjid Agung Demak berkaitan dengan sejarah berdirinya Kasultanan Bintoro sebagai Kerajaan Islam pertama di Demak yang dipimpin oleh Raden Patah. Dalam upaya menyebarkan agama Islam di daerah Demak, Raden Patah menggunakan cara dengan mendirikan pesantren dan madrasah di daerah tersebut. Proses penyebaran Islam di Demak tidak hanya dilakukan oleh Raden Patah tetapi dibantu oleh Wali Songo hingga wilayah Demak menjadi pusat penyebaran Islam di Pulau Jawa, dan setelah itu Wali Songo mendirikan masjid di daerah tersebut yang diberi nama Masjid Agung Demak (2) Masjid Agung Demak sebagai arsitektur peninggalan dari Wali Songo memiliki struktur bangunan yang megah dan pada tiap-tiap unsur bangunannya mengandung makna simbolik dan nilai nilai-nilai filosofi. Pembangunan Masjid Agung Demak mengalami tiga tahap yaitu pada tahun 1924-1928, pada tahun 1973-1974 dan pada tahun 1982-1987. (3) Bentuk akulturasi yang terdapat pada bangunan Masjid Agung Demak dapat terlihat jelas pada bangunan pokoknya yang mengacu pada bentuk bangunan rumah joglo dan pada bagian atap yang mengacu pada konsep rumah limasan (4) Bentuk bangunan Masjid Agung Demak yang mengacu pada beberapa perpaduan budaya membuat bangunan masjid tersebut terlihat unik dan dari tiap-tiap unsur-unsur bangunannya banyak mengandung nilai-nilai filosofi serta makna simbolik. Makna simbolik dan nilai-nilai filosofi yang terkandung dalam unsur-unsur bangunannya antara lain pada bagian atap masjid, jumlah pintu dan jendela masjid, pada relief lawang bledeg, pada bagian soko guru dan soko tatal, pada lambang surya Majapahit, pada bagian mihrab atau pangimaman, pada prasasti bulus serta pada bedug dan kentongan.