Abstrak


Persepsi Siswa Tentang Perilaku Sosial Dalam Pacaran ( Studi Kasus Siswa Sma Al Islam 1 Surakarta )


Oleh :
Raafi’ Hikma Wiyanti - K8410046 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa SMA Al Islam 1 Surakarta tentang perilaku sosial dalam pacaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan strategi studi kasus. Sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer yakni wawancara dengan informan dan data sekunder yakni observasi dan studi dokumentasi. Teknik pengambilan cuplikan menggunakan teknik Purposive Sampling dan Snowball Sampling. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Teknik wawancara menggunakan wawancara mendalam (in dept interviewing) dengan 12 informan, observasi perilaku siswa diluar jam belajar dan studi dokumentasi gambar atau foto screenshoot sms siswa SMA Al Islam 1 Surakarta dengan pacar. Uji validitas data menggunakan triangulasi data (sumber) dan metode. Teknik analisis menggunakan model analisis data interaktif yaitu pengumpulan data, reduksi data, interpretasi data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa SMA Al Islam 1 Surakarta mengenai perilaku sosial dalam pacaran ada dua. Pertama, siswa yang sedang menjalin hubungan pacaran memiliki persepsi positif yakni pacaran dapat digunakan sebagai media hiburan, pengisi waktu luang, sebagai teman sharing atau curhat dan ajang mendapatkan perhatian yang lebih selain dari orang tua. Kedua, siswa yang belum pernah berpacaran memiliki persepsi negatif yakni pacaran dianggap mendekati zina, merusak fokus belajar dan membuang-buang waktu. Adapun hal yang mempengaruhi persepsi siswa SMA Al Islam 1 Surakarta mengenai perilaku sosial dalam pacaran, yaitu lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan pengetahuan. Simpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi siswa mengenai perilaku sosial dalam pacaran merupakan bentuk mekanisme pertahanan dari struktur kepribadian yakni id, ego dan superego. Hal ini menyebabkan adanya siswa yang memilih untuk menjalin relasi pacaran atau tidak.