Abstrak


Hubungan antara kebermaknaan hidup dengan intensi korupsi pada pegawai negeri sipil di wilayah kecamatan colomadu karanganyar


Oleh :
Fajar Juliana - G0109033 - Fak. Kedokteran

Sejumlah permasalahan korupsi yang terjadi dilakukan oleh pembuat kebijakan dan penyelenggara negara termasuk pegawai negeri sipil. Keinginan untuk melakukan perbuatan korupsi akan menjadi lebih kuat bila pelakunya memiliki sikap yang positif atau menyetujui korupsi, selanjutnya keinginan itu akan bertransformasi menjadi komitmen untuk bertindak korupsi, dan intensi pun terbentuk. Dalam hal ini, faktor individu memberikan kontribusi terjadinya perilaku korupsi. Kebermaknaan hidup mengarahkan individu lebih memprioritaskan cara dan sikap kerja berdasarkan nilai-nilai yang dimilikinya, sehingga individu dapat lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan dirinya sendiri. Dengan begitu meskipun ada kesempatan untuk melakukan korupsi, pilihan-pilihan serta keputusan-keputusan yang dibuat oleh pegawai negeri sipil menjadi relatif positif dalam mengahadapi berbagai situasi, mampu melaksanakan tugas dengan penuh komitmen dan tanggung jawab sekalipun ada aturan-aturan yang membatasi. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif korelasional yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kebermaknaan hidup dengan intensi korupsi. Responden dalam penelitian ini adalah pegawai negeri sipil yang berdomisili di wilayah Kecamatan Colomadu Karanganyar dengan kriteria, bekerja minimal dua tahun, lulusan minimal SMA, memiliki skor jawaban “tidak” pada L-MMPI (Lie Score Minnesota Multiphasic Personality Inventory) kurang dari 10. Sampel penelitian berjumlah 100 orang. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan skala kebermaknaan hidup yang terdiri atas 47 aitem valid dengan koefisien reliabilitas 0,890 dan skala intensi korupsi yang terdiri atas 36 aitem valid dengan koefisien reliabilitas 0,842. Berdasarkan hasil analisis teknik korelasi product moment Pearson diperoleh nilai r = -0,415 dan p < 0,05, artinya ada hubungan negatif yang signifikan antara kebermaknaan hidup dengan intensi korupsi. Semakin tinggi kebermaknaan hidup, maka akan semakin rendah intensi korupsi. Peran kebermaknaan hidup terhadap intensi korupsi sebesar 17,2%. Kata Kunci: Kebermaknaan hidup, intensi korupsi, pegawai negeri sipil.