Abstrak


Pembuatan Bioetanol Dari Limbah Kulit Singkong (Manihot Esculenta Crantz) Dengan Proses Hidrolisa Asam (H2SO4)


Oleh :
Novi Diah Ayuningtyas - I8311043 - Fak. Teknik

INTISARI Novi Diah A, Windy Juhanasari, 2014, “ Pembuatan Bioetanol dari Limbah Kulit Singkong (Manihot Esculenta Crantz) dengan Proses Hidrolisa Asam (H2SO4)”.Program Studi DIII Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Kulit singkong merupakan limbah dari singkong yang memiliki kandungan karbohidrat tinggi sehingga kulit singkong dapat dijadikan salah satu alternatif bahan baku pembuatan bioetanol. Berat total singkong segar dan limbah kulit bagian dalam sebesar 15 – 20 %. Proses pembuatan bioetanol ini melalui tahap pembuatan tepung kulit singkong, menganalisa kadar pati, kadar air, kadar serat atau selulosa tepung kulit singkong, proses hidrolisis tepung kulit singkong kemudian menganalisa kadar glukosa, proses fermentasi dan proses distilasi. Pembuatan bioetanol dari tepung kulit singkong diawali dengan proses hidrolisis asam. Proses hidrolisis ini bertujuan untuk mengubah polisakarida (pati) menjadi monosakarida (glukosa). Asam yang digunakan adalah asam sulfat (H2SO4) 0,1 N, berat tepung 250 gr dalam 750 ml larutan asam sulfat dengan suhu 1000C selama 1 jam. Dari hasil percobaan hidrolisis tepung kulit singkong diperoleh larutan glukosa dengan kadar 17,29 %. Pada proses fermentasi, glukosa akan diuraikan menjadi etanol oleh ragi Saccharomyces cerevisiae sebanyak 11 gram dan 5 gram urea selama 3 hari. Proses distilasi untuk memisahkan etanol dilakukan sampai tidak terjadi tetesan lagi, pada suhu 79 0C. Dari hasil analisa diperoleh kadar etanol hasil distilasi sebesar 89,30 %. Dari 250 gr tepung kulit singkong diperoleh etanol kadar 89,30 % sejumlah 22 ml.