Abstrak


Analisis Faktor-Faktor Penyebab Cacat Kain Grey dalam Upaya Mengurangi Jumlah Cacat Kain Grey di departemen Weaving I PT. Kusumahadi Sentosa


Oleh :
Magdalena Kristantri - - Fak. Teknik

ABSTRAK Magdalena Kristantri, NIM : I 0302040. ANALISIS FAKTOR - FAKTOR PENYEBAB CACAT KAIN GREY DALAM UPAYA MENGURANGI JUMLAH CACAT KAIN GREY DI DEPARTEMEN WEAVING I PT. KUSUMAHADI SANTOSA. Skripsi. Surakarta : Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Oktober 2006. PT. Kusumahadi Santosa merupakan salah satu perusahaan tekstil di Indonesia yang mempunyai perhatian yang cukup besar terhadap masalah kualitas. Departemen Weaving PT. Kusumahadi Santosa memegang peranan penting dalam proses produksi, karena merupakan departemen pertama di mana kain yang dihasilkan mempengaruhi tahapan selanjutnya. Karena peranan inilah departemen Weaving perlu meningkatkan kualitas grey dengan mengurangi jumlah cacat pada grey. Karena itu, perhatian terhadap faktor-faktor penyebab kecacatan yang tepat, dan bukan sebatas dugaan sangatlah perlu untuk mengurangi jumlah cacat kain grey. Grey yang diamati adalah CMS 1004, yang bermasalah dengan cacat arah pakan, yaitu pakan jarang, pakan rapat, pakan kurang, dan pakan dobel. Kain ini sudah cukup lama diproduksi, tetapi sampai sekarang masih belum ditemukan penyetingan yang tepat untuk mengurangi cacat yang terjadi. Oleh karena itu, pada penelitian ini dilakukan pengujian untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kecacatan yang sesungguhnya melalui eksperimen, sehingga dapat dilakukan penanganan yang tepat untuk menurunkan tingkat kecacatan produk, yang berdampak pada peningkatan grade. Metode yang digunakan adalah desain bujur sangkar latin. Model ini memperhitungkan adanya faktor lain yang tidak diuji tetapi kemungkinan berpengaruh dalam eksperimen. Model ini terdiri dari satu faktor dan dua faktor lain sebagai blok. Setelah dilakukan pengujian dengan ANOVA dilanjutkan dengan uji setelah ANOVA untuk faktor yang terbukti berpengaruh signifikan terhadap kecacatan kain grey. Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa mesin-mesin yang menimbulkan jumlah cacat terbanyak adalah mesin nomor 77, 88, dan 83. Faktor shuttle memberi pengaruh terhadap jumlah cacat. Kondisi shuttle yang sudah pecah atau terdapat tambalan sebaiknya tidak digunakan. Begitu juga dengan kondisi pembukaan mulut lusi harus selalu diawasi agar tetap rata dengan kayu lathe. Oleh karena itu, perawatan mesin-mesin dan peralatannya yang lebih intensif dan tepat sangat diperlukan.