Abstrak


Pengaruh elektroakupuntur titik weishu (bl 21) dan zusanli (st 36) terhadap perbaikan mukosa pylorus tikus yang dipapar bising intermittent


Oleh :
Paksi Suryo Bawono - G0010148 - Fak. Kedokteran

Latar Belakang: Bising merupakan stresor yang dapat berdampak negatif bagi tubuh. Bising secara intermiten akan lebih memberikan pengaruh terhadap lambung, yaitu berupa peningkatan produksi asam lambung yang mengganggu mekanisme sitoprotektif lambung. Akupuntur pada titik Weishu (BL 21) dan Zusanli (ST 36) berpotensi untuk memperbaiki kerusakan mukosa pylorus akibat stres bising. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh elektroakupuntur titik Weishu (BL 21) dan Zusanli (ST 36) terhadap perbaikan mukosa lambung tikus yang dipapar bising intermittent. Metode: Penelitian ini memiliki disain eksperimental laboratoris the post-test only group designs. Subyek penelitian adalah Rattus norvegicus dengan kriteria inklusi jantan, galur wistar, berat badan ± 150-200 gram, dan berumur 2 bulan. Subyek diambil secara random sejumlah 28 ekor yang dibagi dalam 4 kelompok yaitu : kelompok K (kontrol), P1 (dipapar bising 95dB), P2 (dipapar bising 95dB lalu dibiarkan selama 30 hari) dan P3 (dipapar bising 95dB lalu diberi terapi elektroakupuntur titik Weishu (BL 21) dan Zusanli (ST 36) ). Subyek diadaptasikan 7 hari kemudian dipapar bising intermiten (frekuensi 350 Hz) dengan pengaturan 1 jam paparan, 1 jam istirahat selama 12 jam dalam waktu 14 hari. Titik Weishu (BL 21) distimulasi pulsasi 2-3 mA, durasi 1ms, frequensi 50Hz selama 15 menit, ditusuk 3mm ke dalam kulit. Titik Zusanli (ST 36) distimulasi pulsasi 2-3 mA dengan durasi 0.5 ms pada frequensi 4hz selama 20 menit, ditusuk 3 mm ke dalam kulit. Hari berikutnya, hewan uji tersebut dikorbankan dengan cervical dislocation. Pylorus dibuat preparat histologi dengan pengecatan HE. Hasilnya dinilai dengan indeks barthel. Selanjutnya, data yang diperoleh akan diuji dengan uji statistik One-Way ANOVA (a = 0,05) dilanjutkan dengan LSD. Hasil: Berdasarkan hasil statistik, terdapat perbedaan yang bermakna antara kelompok K-P1,K-P2, K- P3, P1-P2 dan P1-P3. Perbedaan yang tidak bermakna antara P2 dan P3. Simpulan: Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak terbukti ada pengaruh elektroakupuntur titik Weishu (BL 21) dan Zusanli (ST 36) terhadap perbaikan mukosa lambung tikus yang dipapar bising intermittent namun bila dilihat pada data hasil terdapat penurunan derajat kerusakan mukosa. Kata kunci: Elektroakupuntur titik Weishu (BL 21) dan Zusanli (ST 36), Bising, Pylorus