Abstrak
Pembuatan “Nori” Dari Rumput Laut Campuran Ulva Lactuca L. Dan Glacilaria Sp.
Oleh :
Linda Rusdiana Purnama Sari - I8311031 - Fak. Teknik
Rumput laut atau alga merupakan bagian terbesar dari tanaman laut. Banyak pemanfaatan rumput laut sebagai bahan makanan salah satunya adalah nori. Nori adalah salah satu makanan yang memiliki kandungan nutrisi tinggi berbentuk lembaran tipis menyerupai kertas dengan berat 2-3 gram. Di Indonesia, nori banyak dibutuhkan terutama di restoran-restoran Cina dan Jepang yang menyajikan menu siap sajinya. Nori yang dikonsumsi saat ini masih diimpor dari negara Jepang, Korea, China dan Amerika Serikat, sedangkan kebutuhan nori untuk makanan Jepang mencapai 80 %. Dengan melihat kondisi ini maka perlu dilakukan pembuatan nori dari bahan baku alternatif yang persediaannya banyak terdapat di Indonesia. Tujuan dari percobaan ini adalah membuat nori secara tradisional dengan bahan baku Ulva Lactuca L. dan Glacilaria sp serta untuk mengetahui kandungan gizi nori yang dihasilkan.
Proses pembuatan nori dilakukan secara tradisional dengan tahapan pencucian rumput laut kering untuk membersihkan dari kotoran yang menempel, perendaman menggunakan cuka beras, pencucian kembali agar rumput laut bersih, penghalusan dengan menggunakan blender, pemasakan selama 30 menit serta penambahan bumbu berupa kecap, gula, minyak wijen, cuka beras, MSG dan ikan teri, pencetakan dengan menggunakan loyang plastik kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari, yang terakhir adalah pengemasan yang dilakukan dalam plastik kedap udara. Produk akhir menyerupai kertas tipis, berwarna hijau tua atau hijau kecoklatan setelah dipanggang.
Berdasarkan uji proksimat, nori yang dihasilkan memiliki kandungan air sebesar 6,46%, mineral 20,54%, lemak 3,72%, protein 10,20%, karbohidrat 59,08% dan total energi sebanyak 310.60 kkal/100 gram nori dan berdasarkan uji organoleptik yang meliputi tingkat warna, aroma, dan rasa, diperoleh hasil bahwa dari tingkat warna 70% responden menyebutkan warna nori menarik. Untuk tingkat aroma 45% responden mengatakan sedap. Sedangkan 75% responden mengatakan enak.
Nori hasil percobaan membutuhkan biaya produksi sebesar Rp 190.516,00 dan dijual dengan harga Rp 3.000,00. Keuntungan yang diperoleh per hari sebesar Rp 108.453,5 dengan kapasitas produksi 200 lembar nori atau 100 bungkus per harinya.