Abstrak
Pengaruh elektroakupunktur titik zusanli (st 36) dan zhongwan (cv 12) terhadap perbaikan gambaran histologis duodenum tikus putih (rattus norvegicus) yang terpapar bising intermiten
Oleh :
Nur Dwi Fajarini - G0010141 - Fak. Kedokteran
Latar Belakang: Bising intermiten bisa menimbulkan stres yang merangsang
HPA axis untuk menyebabkan kerusakan duodenum. Akupunktur sudah
diindikasikan untuk terapi ulkus duodenum. Tujuan penelitian ini mempelajari
pengaruh elektroakupunktur titik Zusanli (ST 36) dan Zhongwan (CV 12)
terhadap perbaikan gambaran histologis duodenum tikus putih (Rattus norvegicus)
yang terpapar bising intermiten.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan
rancangan the post-test only control group design. Subyek penelitian adalah tikus
putih jantan (Rattus norvegicus) galur Wistar sebanyak 28 ekor yang dibagi
menjadi 4 kelompok secara random, yaitu Kelompok Kontrol (K) yaitu kelompok
yang tidak mendapat perlakuan, Kelompok Perlakuan 1 (P1) yaitu kelompok yang
mendapat paparan bising, Kelompok Perlakuan 2 (P2) yaitu kelompok yang
mendapat paparan bising dan dibiarkan mengalami recovery fisiologis selama 30
hari, dan Kelompok Perlakuan 3 (P3) yaitu kelompok yang mendapat paparan
bising dan elektroakupunktur selama 30 hari. Paparan bising dilakukan selama 2
minggu dengan intensitas 95 dB secara intermiten 1 jam menyala 1 jam mati 12
jam perhari. Elektroakupunktur dilakukan dengan menusuk jarum akupunktur
pada titik Zusanli (ST 36) dan Zhongwan (CV 12) secara tegak lurus kemudian
dihubungkan dengan elektrostimulator dengan stimulasi 2 mA, frekuensi 10 Hz
dengan gelombang kontinyu sampai terjadi kontraksi otot selama 15 menit
sebanyak 10 kali terapi Selanjutnya tikus dikorbankan secara dislokasi leher dan
diambil organ duodenumnya kemudian dibuat preparat dengan metode Blok
Parafin dan pengecatan Hematoksilin Eosin (HE). Gambaran histologis mukosa
duodenum diamati dan dinilai kerusakan menggunakan skor integritas mukosa
Barthel Manja. Data dianalisis dengan menggunakan uji One Way Anova
(p = 0,05) dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Multiple Comparisons
menggunakan Least Significant Differences (LSD) (p = 0,05).
Hasil : Uji One Way Anova didapatkan perbedaan bermakna antara keempat
kelompok p = 0,000. Uji LSD menunjukkan perbedaan bermakna antarkelompok
K-P1 (p = 0,000), K-P2 (p = 0,000), K-P3 (p = 0,000), P1-P2 (p = 0,007), P2-P3
(p = 0,000), tetapi pada kelompok P1-P3 tidak menunjukkan perbedaan bermakna
(p = 0,235).
Simpulan : Elektroakupunktur titik Zusanli (ST 36) dan Zhongwan (CV 12) dapat
memperbaiki gambaran histologis duodenum tikus putih (Rattus norvegicus) yang
dipapar bising intemiten.
Kata kunci: Duodenum, Elektroakupunktur, Bising intermiten