Abstrak


Pengaruh budaya pembelajaran organisasional pada kepuasan pelanggan melalui kepuasan kerja dengan tingkat pendidikan sebagai variabel moderasi


Oleh :
Brian Praditha Setyawan - F0209031 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Konsep organizational learning saat ini merupakan suatu konsep yang menarik perhatian baik peneliti, konsultan maupun praktisi. Proses pembelajaran yang berkelanjutan membuat kepuasan konsumen lebih baik. Selain dipengaruhi oleh organizational learning culture, kepuasan konsumen juga dipengaruhi oleh job satisfaction. Job satisfaction membuat karyawan memiliki kemauan untuk memberikan pelayanan terbaik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh budaya pembelajaran organisasional pada kepuasan pelanggan melalui kepuasan kerja dengan tingkat pendidikan sebagai variabel moderasi pada karyawan Luwes Lojiwetan Surakarta. Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 72 karyawan lini pertama Luwes Lojiwetan dengan teknik pengambilan sampel simple random sampling. Analisis dilakukan dengan Regression Analysis setelah dilakukanya pengujian validitas, reliabilitas, dan normalitas dengan menggunakan Statistic Package for the Social Science (SPSS) versi 16. Organizational learning culture terdiri dari tujuh dimensi yaitu continuous learning, inquiry and dialogue, team learning, embedded systems, empowerment, connection to environment, dan strategic leadership. Kepuasan kerja terdiri dari sembilan dimensi yaitu pay, promotion, supervision, fringe benefits, contingent rewards, operating procedures (required rules and procedures), co-workers, the nature of the work, dan communication. Sedangkan kepuasan pelanggan terdiri dari lima dimensi. Hasil dari penelitian menunjukkan, organizational learning culture berpengaruh pada kepuasan kerja, organizational learning culture berpengaruh pada kepuasan pelanggan, organizational learning culture berpengaruh pada kepuasan pelanggan melalui kepuasan kerja, serta pengaruh organizational learning culture pada kepuasan pelanggan melalui kepuasan kerja tidak dimoderasi oleh tingkat pendidikan. Keterbatasan dalam penelitian ini ada dua. Pertama adalah adanya homogenitas pada proporsi sampel yang diteliti. Spesifikasi kerja dan tingkat pendidikan karyawan yang mayoritas sama, diindikasikan menjadi sebab tidak signifikanya pengaruh tingkat pendidikan sebagai variabel moderasi pada penelitian. Kedua, kurangnya konsentrasi dan perhatian responden atas butir-butir pertanyaan dalam kuesioner, sehingga ditemukan banyaknya jawaban pada katagori keempat yaitu netral. Penelitian ke depan diharapkan mengambil sampel dengan proporsi responden yang lebih heterogen serta disarankan memberi jangka waktu yang lebih luang pada responden dalam pengisian kuisioner. Merujuk pada hasil penelitian diharapkan adanya perhatian lebih perusahaan mengenai kepuasan kerja karyawan khususnya mengenai promosi kerja, penghargaan, dan komunikasi antar karyawan. Kata kunci : Organizational Learning Culture, Kepuasan Kerja, Kepuasan Pelanggan.