Abstrak
Potensi banjir di DAS Siwaluh menggunakan metode soil conservation service dan soil conservation service modifikasi sub Dinas Pengairan Jateng
Oleh :
Lathifa Tunnisa Z. Z. - I0110066 - Fak. Teknik
Lathifa Tunnisa, Suyanto.Ir, dan Solichin.Ir,. 2014. Potensi Banjir Di DAS Siwaluh Menggunakan Metode Soil Conservation Service dan Soil Conservation Service Modifikasi SUB Dinas Pengairan Jateng. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas Teknik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Banjir adalah peristiwa yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan merendam daratan. Banjir memiliki dampak yang begitu banyak yang dapat merugikan makhluk hidup. Bencana banjir sering mengakibatkan kerugian jiwa, harta,benda. Kejadian banjir tidak dapat dicegah tetapi hanya dapat dikendalikan dan dikurangi dampak kerugian yang diakibatkannya, karena datangnya relatif cepat. Untuk mengurangi dampak akibat bencana banjir tersebut maka diperlukan pengkajian analisis banjir maksimum tahunan yang ditinjau besar potensi banjir berdasarkan periode ulang.
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang digunakan yaitu DAS Siwaluh yang berada di kabupaten Karanganyar. DAS Siwaluh memiliki luas 50,9677 km2. Metode yang digunakan untuk mengetahui debit banjir maksimum adalah metode Hidrograf Satuan Sintetik SCS dan SCS PU yang menggunakan data curah hujan tahun 2003-2012 dari tiga stasiun pencatat hujan yaitu Matesih, Delingan, Trani. Analisis banjir yang dilakukan adalah menghitung debit banjir harian maksimum yang ditinjau yang ditinjau potensi banjirnya dengan debit banjir periode ulang 2, 5, 10, 20, 50, 100 tahun.
Hasil analisis dan perhitungan banjir menggunakan pola distribusi hujan Log Pearson III dan metode Hidrograf Satuan Sintetik SCS diperoleh banjir periode ulang 2, 5, 10, 20, 50, 100 tahun sebagai berikut: Q2= 30,33 m3/detik, Q5= 39,93 m3/detik, Q10= 41,82 m3/detik, Q20= 56,73 m3/detik, Q50= 64,60 m3/detik, dan Q100= 82,12 m3/detik. Dengan metode SCS-PU diperoleh banjir periode ulang 2, 5, 10, 20, 50, 100 tahun sebagai berikut: Q2= 4,90 m3/detik, Q5= 8,60 m3/detik, Q10= 12,55 m3/detik, Q20= 18,70 m3/detik, Q50= 24,13 m3/detik, dan Q100= 37,25 m3/detik. Selanjutnya dibandingkan dengan hasil perhitungan debit banjir hujan harian maksimum tahun 2003-2012, dari kedua metode menghasilkan potensi banjir yang sama sebagai berikut: Tahun 2008 mendekati debit banjir rencana 10 tahunan. Tahun 2005 dan 2007 mendekati debit banjir rencana 5 tahunan. Tahun 2012 mendekati debit banjir rencana 2 tahunan. Tahun 2003, 2004, 2006, 2009, 2010 dan 2011 tidak mendekati banjir. Dari debit maksimum tahunan dengan memakai software minitab dapat diperkirakan debit maksimum tahunan dan menghasilkan potensi banjir yaitu dari tahun 2013-2015 mendekati debit banjir rencana 2 tahunan.
Kata Kunci : Hujan, Banjir.