;

Abstrak


PERBEDAAN HASIL KLINIS ANTARA LAMINOTOMI BILATERAL YANG MEMPERTAHANKAN LIGAMEN INTERSPINOSUS DENGAN LAMINOTOMI BILATERAL TANPA MEMPERTAHANKAN LIGAMEN INTERSPINOSUS PADA PASIEN DENGAN PENYEMPITAN KANALIS LUMBAL DEGENERATIF


Oleh :
muhamad abdul azis - S500109033 - Sekolah Pascasarjana

Abstrak Pendahuluan : Prinsip terapi operatif untuk penyempitan kanalis lumbal degeneratif adalah mendekompresi kanalis spinalis dan neuroforamina untuk mengurangi tekanan pada serabut saraf. Teknik yang sering digunakan adalah laminektomi, yaitu membuang seluruh lamina. Beberapa peneliti memperkenalkan teknik lain yang cukup variatif untuk dekompresi tanpa membuang keseluruhan lamina sehingga instabilitas paska operasi dapat dikurangi, misalnya dengan laminotomi baik unilateral maupun bilateral. Dalam melakukan laminotomi ini beberapa ahli melakukannya dengan membuang ligamen interspinosus atau mempertahankannya. Peneliti ingin membandingkan hasil klinis antara kedua tindakan ini, yang mempertahankan dan yang tidak mempertahankannya. Subyek dan Metode : Cohort retrospective, pre dan post test. Sejumlah 40 pasien dengan penyempitan kanalis lumbal degeneratif, dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan hari kontrolnya ke poliklinik, dilakukan operasi bilateral laminotomi dengan mempertahankan ligamen interspinosus atau tidak mempertahankan ligamen interspinosus. Operasi dilakukan oleh konsultan tulang belakang di Rumah Sakit Orthopaedi Prof.Dr.R.Soeharso dalam kurun waktu Januari-April 2013, dibandingkan kondisi klinisnya sebelum operasi dan 6 bulan paska operasi dengan menggunakan Japan Orthpaedic Association Back Pain Evaluation Questionnaire Score (JOABPEQ). Hasil : Pada rata-rata 6 bulan paska operasi, semua pasien mengalami perbaikan klinis. Pada kelompok yang dipertahankan ligamen inter/supraspinosus terjadi rata-rata peningkatan skor untuk nyeri punggung bawah sebesar 35,2 , untuk fungsi lumbal 37,7 , untuk kemampuan berjalan 48,55 , untuk fungsi sosial 28,9 , dan untuk kesehatan mental 24,4. Sedangkan pada kelompok yang tidak dipertahankan ligamen interspinosusnya juga terjadi peningkatan rata-rata skor untuk nyeri punggung bawah sebesar 44,2 , untuk fungsi lumbal 39,35 , untuk kemampuan berjalan 52,9 , untuk fungsi sosial 32,7 , dan untuk kesehatan mental 26,15. Dan perbandingan peningkatan antara kedua tindakan ini pada masing-masing domain klinis tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05). Kesimpulan : Laminotomi bilateral dengan mempertahankan maupun tidak mempertahankan ligamen interspinosus memberikan hasil klinis yang baik, dan tidak terdapat perbedaan hasil klinis yang signifikan untuk kedua tindakan ini. Kata kunci : penyempitan kanalis lumbal degeneratif, laminotomi bilateral, ligamen interspinosus