Abstrak


Burnout Ditinjau Dari Budaya Organisasi Dan Regulasi Emosi Pada Polisi Di Polres Karanganyar


Oleh :
Aya Salikha Subagyo - G0110010 - Fak. Kedokteran

Indonesia Adalah Negara Hukum Sesuai Dengan Pasal 1 Ayat 3 Uud 1945, Yang Berarti Segala Perbuatan Rakyat Indonesia Dipertanggungjawabkan Berdasarkan Hukum. Polisi Sebagai Salah Satu Alat Penegak Hukum Di Indonesia Memiliki Tugas Melindungi, Mengayomi, Dan Melayani Masyarakat Agar Tercipta Keamanan Dan Kesejahteraan Bersama. Polisi Sebagai Pelayan Masyarakat Dituntut Menampilkan Perannya Secara Prima Meskipun Dengan Beban Dan Resiko Tugas Yang Besar, Hal Ini Dapat Menimbulkan Stress Berkepanjaan Yang Berakibat Pada Burnout. Burnout Dapat Terjadi Karena Faktor Dari Budaya Organisasi Yaitu Sistem Atau Norma Yang Memiliki Makna Bersama Dianut Oleh Semua Anggota Sebagai Pembeda Suatu Organisasi Dari Organisasi Lainnya. Burnout Juga Disebabkan Akibat Ketegangan Emosi Yang Dirasakan Anggota Polisi Ketika Mengalami Perbedaan Emosi Dalam Melayani Masyarakaat, Sehingga Diperlukan Kemampuan Regulasi Emosi Agar Terhindar Dari Burnout. Regulasi Emosi Merupakan Usaha Individu Untuk Mengatur Emosi Yang Muncul Sebelum Berperilaku Dalam Peristiwa Tertentu. Penelitian Ini Bertujuan Untuk Mengetahui Hubungan Antara Budaya Organisasi Dan Regulasi Emosi Dengan Burnout, Mengetahui Hubungan Antara Budaya Organisasi Dengan Burnout, Dan Mengetahui Hubungan Antara Regulasi Emosi Dengan Burnout Pada Polisi Di Polres Karanganyar. Teknik Pengambilan Dengan Incidental Purposive Sampling Menggunakan Tryout Terpakai Dengan Jumlah Subjek Penelitian 50 Anggota Polisi Yang Melakukan Pelayanan Langsung Di Masyarakat. Data Diperoleh Dari Hasil Respon Jawaban 3 Skala Likert Yaitu Skala Burnout Terdiri Dari 19 Aitem Valid Dengan Koefisien Reliabilitas 0,870 , Skala Budaya Organisasi Terdiri Dari 45 Aitem Valid Dengan Koefisien Reliabilitas 0,932, Dan Skala Regulasi Emosi Terdiri Dari 26 Aitem Valid Dengan Koefisien Reliabilitas 0,966. Hasil Penelitian Dengan Uji Hipotesis Analisis Regresi Liner Berganda Menunjukkan Bahwa Terdapat Hubungan Negatif Dan Signifikan Antara Budaya Organisasi Dan Regulasi Emosi Dengan Burnout Pada Polisi Di Polres Karanganyar Dengan Koefisien Korelasi R=0,794; P= 0,000 (P<0,05). Rsquare Yang Diperoleh 0,630 Dengan Arti Sumbangan Variabel Budaya Organisasi Dan Regulasi Emosi Terhadap Burnout Sebesar 63% Dan 37% Dipengaruhi Variabel Lain Yang Tidak Diteliti. Besarnya Sumbangan Relatif Budaya Organisasi Terhadap Burnout 74,03%, Sedangkan Untuk Variabel Regulasi Emosi Sebesar 25,97%. Sumbangan Efektif Terhadap Burnout Untuk Variabel Budaya Organisasi Sebesar 46,64%, Sedangkan Untuk Variabel Regulasi Emosi Sebesar 16,37%.