Abstrak
Desain Aperture Berbentuk Cincin Pada Kolimator Netron Beam Port Tembus Reaktor Kartini Untuk Menunjang Uji In Vivo Boron Neutron Capture Therapy
Oleh :
Agung Prastowo - M0210006 - Fak. MIPA
Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2012 bahwa penyakit kanker
adalah pembunuh nomer dua setelah kardiovaskular. Banyak metode terapi kanker
yang telah dilakukan tetapi masih berdampak pada jaringan sehat sehingga perlu
dikembangkan metode terapi kanker yang bersifat cell targeting yaitu metode
Boron Neutron Capture Therapy (BNCT). Ada tiga tahap pengembangan BNCT
yaitu uji in vitro, in vivo, dan uji klinis. Untuk mendukung uji in vivo diperlukan
optimasi desain aperture berbentuk cincin pada kolimator netron beam port
tembus Reaktor Kartini. Kriteria desain yang diterapkan mengacu pada
International Atomic Energy Agency (IAEA)-TECDOC-1223 yaitu, fluks netron
epitermal minimum n.cm-2s-1, rasio arus netron terhadap fluks netron
minimal , rasio fluks netron termal terhadap fluks netron epitermal maksimal
, rasio laju dosis gamma terhadap fluks netron epitermal maksimal
Gy.cm2/n, dan rasio laju dosis netron cepat terhadap fluks netron epitermal
maksimal Gy.cm2/n. Untuk memenuhi kriteria desain tersebut
digunakan perangkat lunak Monte Carlo N-Particle versi 5 (MCNP5). Metode
MCNP merupakan simulasi probabilistik transpostasi netron, elektron, dan foton
serta gabungan dari ketiga partikel terkopel untuk menghitung eigenvalue.
Simulasi MCNP diperoleh melalui partikel individu dan merekam beberapa aspek
(tally) dari perilaku rata-rata partikel tersebut. Parameter yang divariasi adalah
ketebalan dinding kolimator, tinggi kerucut, filter dan moderator. Simulasi
menunjukan bahwa desain kolimator tersebut tersusun atas ketebalan dinding
kolimator 1 cm berbahan 32S, moderator Al2S3 setebal 5 cm, dan filter 48Cd
setebal 1 mm, ujung kolimator berupa aperture berbentuk cincin dengan lubang 1
cm sesuai kebutuhan untuk uji in vivo. Fluks neutron epitermal hasil optimasi
desain tersebut bernilai n/cm2s. Kualitas berkas neutron diperoleh
0,169 untuk komponen arus, 0,01 untuk komponen neutron termal, komponen
neutron cepat Gy.cm2/n dan Gy.cm2/n untuk
komponen dosis gamma. Desain tersebut memenuhi satu kriteria yaitu rasio fluks
neutron termal dengan fluks neutron epitermal.