Abstrak


Pengaruh Agregat Limbah Gerabah pada Susut Beton Normal Dan Beton Pervious di Lingkungan Kering dan Basah


Oleh :
Ina Murwani Prasetyaningrum - I0110061 - Fak. Teknik

Perkerasan yang tidak permeabel dapat menimbulkan genangan bila kemiringan elevasi jalan tidak terpenuhi. Pervious concrete dapat menjadi salah satu solusi untuk jalan dengan beban lalu lintas yang rendah. Pervious concrete adalah beton yang dibuat dengan sedikit atau tanpa agregat halus. Hal ini membentuk banyak pori pada beton sehingga air dapat melewati beton dan mengurangi kemungkinan terjadinya genangan. Gerabah merupakan salah satu bahan yang belum pernah diterapkan sebagai agregat pada beton. Industri gerabah memiliki produksi limbah yang banyak, yaitu 10-15 kg per bulan. Hal tersebut merupakan landasan utama perlunya penelitian ini dilakukan. Pada proses pembuatan gerabah, bila pembakaran tanah liat tidak sempurna, gerabah masih mungkin memiliki sifat kembang susut. Susut yang berlebih akan mengakibatkan terjadinya deformasi struktur pada jangka panjang, dan stress development. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh agregat limbah gerabah dengan variasi 0%, 25%, 50%, 75% dan 100% dari agregat kasar batu pecah terhadap susut beton normal dan pervious concrete di lingkungan kering dan basah, dan mengetahui pengaruh lingkungan air pada proses susut beton. Sebelum pengujian susut dilakukan, uji verifikasi kuat tekan beton normal dan permeabilitas pervious concrete perlu dilakukan untuk memastikan apakah rancang campur telah sesuai dengan prakteknya. Pengujian susut dilakukan menggunakan demountable mechanical strain gauge selama 91 hari pada 60 benda uji. Pada beton normal dan pervious concrete di lingkungan kering, makin banyak kadar agregat gerabah, makin besar susut yang terjadi. Grafik perbandingan nilai susut pada setiap beton dengan penggunaan gerabah di lingkungan kering menunjukkan hubungan linier naik. Pada beton normal dan pervious concrete di lingkungan basah, makin banyak kadar agregat gerabah, makin kecil susut yang terjadi. Grafik perbandingan nilai susut pada setiap beton dengan penggunaan gerabah di lingkungan basah menunjukkan hubungan linier turun. Pada lingkungan basah, beton cenderung mengalami pengembangan dan susut yang terjadi jauh lebih sedikit dibandingkan pada beton di lingkungan kering. Pada kondisi kering, air pada pori-pori beton menguap sehingga beton menyusut. Pada kondisi basah, air cenderung mengisi pori-pori beton sehingga beton mengembang.