Abstrak


Identifikasi Morfologi Aksesi Mangga (Mangifera Indica L.) Di Beberapa Jenis Tanah


Oleh :
Panji Kusuma - H0710083 - Fak. Pertanian

Mangga merupakan tanaman buah yang potensial untuk dikembangkan karena mempunyai tingkat keragaman genetik yang tinggi, namun sifat bunga yang kompleks, dan peluang tinggi terjadi segregasi sifat antar klon menjadi kendala dalam pemuliaan mangga. Identifikasi dan karakterisasi mangga secara lengkap sangat diperlukan bagi upaya konservasi plasma nutfah dan pengembangan varietas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keragaman aksesi dan persebaran varietas mangga pada tanah Latosol, Mediteran dan Grumusol di Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo. Penelitian dilaksanakan di pekarangan di Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo dengan tiga jenis tanah yang berbeda yaitu tanah Latosol (Desa Tugu dan Desa Ngunut, Kecamatan Jumantono), tanah Mediteran ( Desa Bolong dan Desa Jantiharjo, Kecamatan Karanganyar), dan tanah Grumusol (Desa Bulakrejo dan Desa Pandeyan, Kecamatan Sukoharjo). Ketinggian tempat rata-rata lokasi penelitian antara 105-272 mdpl. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2013 sampai Juli 2014. Penelitian identifikasi morfologi mangga ini bersifat eksploratif menggunakan metode survei dan wawancara. Penentuan sampel dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Dengan kriteria tanaman mangga relevan (pernah berbuah) yang tumbuh di pekarangan. Masing-masing 19 aksesi pada tanah Latosol, 21 aksesi pada tanah mediteran, dan 23 aksesi pada tanah grumusol. Data karakter morfologi diidentifikasi dan diolah mengikuti standar International Plant Genetic Resources Institute (IPGRI). Variabel yang diidentifikasi meliputi 19 karakter morfologi tanaman dan daun. Analisis kemiripan antar aksesi mangga menggunakan modul Similiarity for Qualitative Data (SimQual) dengan koefisien Simple Matching (SM), kemudian dilakukan analisis pengelompokan aksesi menggunakan modul Sequential, Aglomerative, Hirearchical and Nested (SAHN). Hasil analisis pengelompokan disajikan dalam bentuk dendogram. Frekuensi relatif tiap-tiap kultivar dihitung berdasarkan persentase jumlah individu tiap kultivar per jumlah keseluruhan aksesi yang ada pada tiap jenis tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada batas koefisien kemiripan70% aksesi mangga pada tanah latosol terbagi menjadi lima kelompok, pada tanah mediteran terbagi menjadi lima kelompok, dan pada jenis tanah grumusol terbagi menjadi delapan kelompok. Persebaran aksesi mangga pada tiap-tiap jenis tanah didominasi oleh kultivar gadung manis dengan persentase frekuensi relative sebesar 78,94% pada tanah latosol, 42,85% pada tanah mediteran, dan34,78% pada tanah grumusol. Selain kultivar gadung manis ditemukan juga kultivar mangga lainnya yaitu sengir dan manalagi pada tanah Latosol, mangga sengir, manalagi, apel, dan golek pada tanah Mediteran, dan mangga sengir, golek, golek kopyor, apel, jowo, talijiwo, dan madu pada tanah Grumusol.