Abstrak


Hubungan Antara Self-Regulated Learning dan Dukungan Sosial Keluarga Terhadap Kecemasan Menghadapi Ujian Seleksi Masuk STAN di Indonesia College Surakarta


Oleh :
Tika Hapsari Putri Utami - G0110060 - Fak. Kedokteran

Persaingan yang ketat dalam memperebutkan kursi di Sekolah Tinggi Administrasi Negara (STAN) menimbulkan perasaan cemas dan takut pada siswa bila nantinya tidak diterima. Respon tersebut kemudian berpengaruh pada psikologis siswa yang menyebabkan kecemasan dalam menghadapi ujian seleksi masuk. Kecemasan menghadapi ujian seleksi masuk merupakan perasaan takut, tegang, dan khawatir yang dialami siswa sebagai manifestasi ketakutan akan kegagalan yang mungkin terjadi saat akan menghadapi ujian seleksi masuk. Kecemasan menghadapi ujian seleksi masuk tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat berpengaruh pada penurunan performa akademik siswa dalam menghadapi ujian. Kecemasan menghadapi ujian seleksi masuk STAN disebabkan oleh rendahnya self-regulated learning dari siswa. Siswa yang menerapkan self-regulated learning memiliki perencanaan yang lebih sistematis dan terstruktur dalam mencapai tujuannya yaitu lolos dalam ujian seleksi masuk STAN. Faktor lain yang mempengaruhi kecemasan siswa dalam menghadapi ujian seleksi masuk STAN yaitu dukungan sosial keluarga. Siswa membutuhkan saran, nasehat, dan perhatian dari keluarga untuk menghadapi ujian seleksi masuk STAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-regulated learning dan dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan menghadapi ujian seleksi masuk STAN, hubungan antara self-regulated learning terhadap kecemasan menghadapi ujian seleksi masuk STAN, dan hubungan antara dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan menghadapi ujian seleksi masuk STAN. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan diperoleh subjek penelitian sebanyak 106 siswa di bimbingan belajar Indonesia College. Alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah skala kecemasan menghadapi ujian seleksi masuk dengan koefisien reliabilitas 0,870; skala self-regulated learning dengan koefisien reliabilitas 0,891; dan skala dukungan sosial keluarga dengan koefisien reliabilitas 0,905. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, diperoleh nilai Fhitung (22,658) > Ftabel (3,085) dengan signifikansi 0,000 (p < 0,05) dan R = 0,553 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara self-regulated learning dan dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan menghadapi ujian seleksi masuk. Nilai korelasi sebesar 0,386 dan signifikansi 0,000 (p < 0,05) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara self-regulated learning dan kecemasan menghadapi ujian seleksi masuk. Hasil uji T juga menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial keluarga dengan kecemasan menghadapi ujian seleksi masuk dengan nilai korelasi sebesar 0,230 dan signifikansi 0,018 (p < 0,05). Nilai R2 (R Square) sebesar 0,306 menunjukkan bahwa self-regulated learning dan dukungan sosial keluarga secara bersama-sama memberikan sumbangan efektif sebesar 30,6% terhadap kecemasan menghadapi ujian seleksi masuk. Sumbangan relatif dari self-regulated learning terhadap kecemasan menghadapi ujian seleksi masuk sebesar 70,9% dan sumbangan relatif dukungan sosial keluarga terhadap kecemasan menghadapi ujian seleksi masuk sebesar 29,1