Abstrak


Pengendalian Busuk Hitam Menggunakan Bakteriofag Asal Tanah Pertanaman Kubis


Oleh :
Neny Saputri - H0710074 - Fak. Pertanian

Kubis merupakan tanaman hortikultura yang banyak dibudidayakan di daerah dataran tinggi. Salah satu kendala dalam membudidayakannya adalah penyakit busuk hitam kubis (black rot). Gejala awal busuk hitam adalah klorosis di tepi daun kemudian berlanjut hingga membentuk huruf V pada pertulangan daun. Busuk hitam kubis ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas campestris pv. campestris (Xcc). Xcc menginfeksi jaringan xylem menjadi berwarna kehitaman. Pengendalian penyakit bisa dilakukan dengan memanfaatkan agens hayati, yaitu bakteriofag. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Hama dan Penyakit Tanaman, Biologi Tanah, Kimia Tanah Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Rumah Kasa di Desa Gerdu, Kecamatan Karangpandan, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada bulan Desember 2013 – Juli 2014. Penelitian dimulai dari eksplorasi dan isolasi Xcc; eksplorasi bakteriofag; uji plaq; preparasi aplikasi ke kubis. Plaq (zona lisis) menunjukkan adanya bakteriofag yang menginfeksi Xcc. Uji kemampuan bakteriofag dalam mengendalikan busuk hitam kubis menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 faktor yaitu selang waktu aplikasi bakteriofag dengan Xcc (bersamaan, 3 jam, 1 hari); bakteriofag yang digunakan (stok dalam YPG cair pada suhu -3,660C, stok dalam bentuk plaq pada suhu 40C); dan tingkat pengenceran bakteriofag (100, 10-2, 10-4). Hasil penelitian menunjukkan bahwa aplikasi bakteriofag yang dilakukan bersamaan dengan inokulasi Xcc mampu menghambat masa inkubasi patogen hingga 11,06 hari. Bakteriofag pada pengenceran 100 lebih mampu mengurangi keparahan penyakit busuk hitam kubis dibanding tanpa pengaplikasian bakteriofag atau pengenceran bakteriofag yang lebih banyak. Bakteriofag yang telah disimpan dalam suhu 40C maupun -3,660C, dalam media cair maupun dalam bentuk plaq, masih dapat digunakan untuk pengendalian busuk hitam kubis.