Abstrak


Penerapan Metode Make A Match Disertai Denganmedia Google Earth Untukmeningkatkanhasil Belajar Geografi Pada Kompetensi Dasar Prosespembentukan Muka Bumi Siswa Kelas X-Bman Ngrambe Kabupaten Ngawi Tahun 2013/2014


Oleh :
Rifky Ardhi Nugraha - K5407043 - Fak. KIP

ABSTRAK Rifky Ardhi Nugraha. K5407043. PENERAPAN METODE MAKE A MATCHDISERTAI DENGANMEDIA GOOGLE EARTH UNTUKMENINGKATKAN HASIL BELAJARGEOGRAFI PADA KOMPETENSI DASAR PROSESPEMBENTUKAN MUKA BUMI SISWAKELAS X-bMAN NGRAMBE, KABUPATEN NGAWI TAHUN 2013/2014. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. Maret 2014. Tujuan penelitian ini adalah Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Geografi dengan menerapkan Metode Make a Matchyang disertai dengan media Google Earthpada Kompetensi Dasar Proses Pembentukan Muka Bumi Siswa Kelas X-b MAN Ngrambe tahun ajaran 2013/2014. Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Sumber data dalam penelitian ini adalah (1) Siswa kelas X-b MAN Ngrambe Kabupaten Ngawi sebagai subyek penelitian sebanyak 23 siswa. (2) Guru pengampu mata pelajaran geografi kelas X-b, data yang diperoleh mengenai hasil belajar siswa sebelum perlakuan. (3) Dokumen atau arsip mengenai data siswa kelas X-b MAN Ngrambe Kabupaten Ngawi. (4) Peristiwa mengenai penerapan metode make a match disertai dengan media google earth ketika sedang dilakukan. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah : (1) Dokumentasi. (2) Observasi. (3) Tes hasil belajar geografi. Teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran Make a Match disertai dengan media Google Earthdapat meningkatkan hasil belajar geografi pada Kompetensi Dasar Proses Pembentukan Muka Bumi Siswa Kelas X-b MAN Ngrambe tahun ajaran 2013/2014. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan rata-rata hasil belajar geografi. Sebelum dilakukan penelitian nilai rata-ratasiswa sebesar 70,5.Setelah dilaksanakan siklus I nilai rata-rata naik menjadi 74,5. Siswa yang mencapai ketuntasan minimal (70) meningkat dari 69,5% atau 16 siswa. Setelah dilaksanakan siklus II nilai rata-rata naik menjadi 79.Siswa yang mencapai ketuntasan minimal (70) meningkat menjadi 82,6% atau 19 siswa.