Abstrak


Pengaruh Perkebunan Tebu Mangkunegaran terhadap Kehidupan Sosial-Ekonomi Masyarakat Surakarta Tahun 1900 - 1932


Oleh :
Atin Nuryatmi - K4405009 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan : (1) Latar belakang munculnya perkebunan tebu di Mangkunegaran, (2) Sistem pelaksanaan perkebunan tebu di Mangkunegaran, (3) Pengaruh perkebunan tebu di Mangkunegaran terhadap kondisi sosial-ekonomi masyarakat surakarta tahun 1900-1932. Penelitian ini menggunakan metode Historis. Sumber data yang digunakan adalah sumber tertulis primer dan sumber tertulis sekunder yang berupa buku – buku dan arsip – arsip yang relevan dengan masalah penelitian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka. Analisis data yang digunakan adalah analisis historis yaitu analisis yang menggunakan ketajaman dan kepekaa dalam menginterpretasikan data sejarah, dengan pendekatan kerangka teoritik yang berasal dari ilmu sejarah dan ilmu sosial, yaitu dengan pendekatan ilmu antropologi, Politik dan Sosiologi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpilkan bahwa (1) Latar belakang munculnya perkebunan tebu Mangkunegaran yaitu: (a) Kondisi geografis daerah Mangkunegaran yang subur sehingga cocok intuk lahan perkebunan (b) kedekatan pemimpin praja Mangkunegaran dengan pemerintah kolonial sehingga mudah dalam mendapatkan bantuan modal untuk meningkatkan sektor perkebunan, (c) adanya kepentingan pihak trah Mangkunegaran untuk menunjukkan posisinya yang lebih menonjol dalam bidang ekonomi dibanding dengan ketiga praja kejawen lainnya, yakni Kesunanan, Kesultanan dan Pakualaman. (2) perkembangan perkebunan tebu Mangkunegaran mencapai puncak kejayaan pada awal XX hingga 1920an yang ditandai dengan meningkatnya jumlah produksi gula di kedua perusahaan gula Mangkugaran yaitu Tasikmadu dan Colomadu. Hal tersebut didukung dengan kondisi pasaran dunia yang baik, penghematan biaya manajeman yang ketat dan adanya dukungan modal dari korporasi asing. Adanya krisis 1930-an kondisi perkebunan tebu mulai tergoncang. sampai pada masa pendudukan Jepang. Pada masa ini perkebunan lebih ditekan untuk kepentingan perang dengan menekan penanaman padi, kapas dan jarak. (3) secara Sosial – ekonomi, perkebunan tebu di Mangkunegaran berpengaruh besar pada kehidupan Masyarakat, baik untuk masyarakat disekitar perkebunan atau disekitar perusahaan gula. Dalam bidang ekonomi dengan adanya tingkat Pendapatan yang diterima oleh pekerja baik yang berada diperkebunan atau di perusahaan gula sangat relatif kecil yang hanya mampu untuk memenuhi kebutuhan subsistensi. Sedangkan dalam bidang sosial dampak dari perkebunan tebu terjadi karena Melihat kondisi rendahnya upah yang diterima para buruh perkebunan dan adanya kesenjangan tingkat upah muncul kekecewaan masyarakat yang berpengaruh terhadap terbentuknya gerakan sosial. Seperti gerakan mesianisme yaitu gerakan srikaton (1888) di Tawangmangu dan gerakan dietz diwonogiri tahun 1919 dengan jumlah pengikut 50 orang. Selain itu, juga muncul masalah – masalah dalam masyarakat seperti pengecuan pada tahun 1919, pembegalan, pencurian yang jumlahnya berkorelasi dengan siklus produksi pertanian masyarakat desa diwilayah perkebunan tebu. Seperti pada tahun 1919-1921 ada 588 kali kasus pencurian.