Abstrak


Identifikasi Tingkat Metakognisi Siswa Dalam Memecahkan Masalah Materi Aplikasi Turunan Fungsi Ditinjau Dari Motivasi Belajar Siswa Kelas Xi Sma N 1 Jakenan Semester 2 Tahun Ajaran 2013/2014


Oleh :
Bayu Kriswinarso - K1310018 - Fak. KIP

Tujuan Penelitian Ini Adalah Untuk Mengetahui (1) Tingkat Metakognisi Siswa Dengan Motivasi Belajar Tinggi Dalam Memecahkan Masalah Aplikasi Turunan Fungsi, (2) Tingkat Metakognisi Siswa Dengan Motivasi Belajar Sedang Dalam Memecahkan Masalah Aplikasi Turunan Fungsi, (3) Tingkat Metakognisi Siswa Dengan Motivasi Belajar Rendah Dalam Memecahkan Masalah Aplikasi Turunan Fungsi. Jenis Penelitian Ini Digolongkan Ke Dalam Penelitian Kualitatif Karena Prosedur Penelitian Menghasilkan Data Deskriptif Berupa Kata-Kata Tertulis Atau Lisan Dari Orang-Orang Dan Perilaku Yang Diamati. Pemilihan Subyek Penelitian Dipilih Enam Orang Siswa Kelas Xi-Ipa 2 Sma Negeri 1 Jakenan Yang Mewakili Masing-Masing Kategori Motivasi Belajar Siswa Untuk Dilakukan Wawancara Berbasis Tugas, Untuk Mengetahui Tingkat Metakognisi Siswa Dalam Memecahkan Masalah Aplikasi Turunan Fungsi. Dalam Penelitian Ini, Pemilihan Subyek Penelitian Dilakukan Dengan Beberapa Pertimbangan Yaitu; (1) Berdasar Kategori Motivasi Belajar Siswa (Tinggi, Rendah, Atau Sedang), (2) Kemampuan Komunikasi Siswa (Berdasarkan Informasi Dari Guru Yang Bersangkutan). Angket Motivasi Belajar Siswa Digunakan Untuk Menentukan Kategori Motivasi Belajar Siswa. Uji Coba Angket Dilaksanakan Di Sma Negeri 7 Surakarta Kelas Xi-Ipa 1 Dan Xi-Ipa 2. Sumber Data Dalam Penelitian Ini Adalah Kata-Kata Atau Tindakan Dari Responden, Yaitu Dari Angket Yang Menunjukkan Motivasi Belajar Siswa Dan Data Hasil Wawancara Berbasis Tugas Yang Direkam. Pada Penelitian Ini, Peneliti Memakai Teknik Pengumpulan Data Dengan Metode Wawancara Berbasis Tugas Untuk Mendapatkan Informasi Dan Data Mengenai Aktivitas Metakognisi Yang Dilakukan Siswa Ketika Memecahkan Masalah Matematika. Pemeriksaan Keabsahan Data Pada Penelitian Ini Digunakan Triangulasi Sumber. Data Yang Telah Terkumpul Akan Dianalisis Dengan Menggunakan Analisis Data Nonstatistik Karena Penelitian Ini Merupakan Penelitian Kualitatif. Dari Penelitian Ini Dapat Disimpulkan Sebagai Berikut: (1) Tingkat Metakognisi Siswa Pada Kategori Motivasi Belajar Matematika Tinggi Adalah Semireflective Use, Dengan Kemunculan Indikator Tingkat Metakognisi Tahap Perencanaan Meliputi Dapat Mengungkapkan Masalah Dengan Jelas, Mengetahui Cara Yang Akan Digunakan Untuk Memecahkan Masalah, Dan Mampu Mengungkapkan Strategi Yang Akan Digunakan Dalam Memecahkan Masalah. Tahap Pemantauan Meliputi Menyadari Kesalahan Konsep Dan Mampu Memberi Alasan Yang Mendukung Pemikirannya, Mampu Mengaplikasikan Strategi Yang Telah Direncanakan Dengan Baik Dan Melakukan Perhitungan Dengan Benar. Tahap Pemeriksaan Meliputi Melakukan Evaluasi Terhadap Hasil Yang Diperoleh Tetapi Tidak Memeriksa Semua Langkah Yang Dilakukannya Dan Meyakini Hasil Yang Telah Diperolehnya. (2) Tingkat Metakognisi Siswa Pada Kategori Motivasi Belajar Matematika Sedang Adalah Strategic Use, Dengan Kemunculan Indikator Tingkat Metakognisi Tahap Perencanaan Meliputi Dapat Mengungkapkan Masalah Dengan Jelas Dan Mampu Mengungkapkan Sebagian Strategi Yang Akan Digunakan Dalam Memecahkan Masalah. Tahap Pemantauan Meliputi Dapat Mengungkapkan Jawaban Dengan Memberi Alasan Pendukung, Sedikit Kesulitan Dalam Melakukan Perhitungan Walaupun Dapat Diselesaikan, Dan Melakukan Prosedur Yang Sesuai Ketika Memecahkan Masalah. Tahap Pemeriksaan Meliputi Melakukan Evaluasi Terhadap Hasil Yang Diperoleh Tetapi Tidak Memeriksa Semua Langkah Yang Dilakukannya Dan Kurang Yakin Dengan Hasil Yang Telah Diperolehnya. (3) Tingkat Metakognisi Siswa Pada Kategori Motivasi Belajar Matematika Rendah Adalah Aware Use, Dengan Kemunculan Indikator Tingkat Metakognisi Tahap Perencanaan Meliputi Dapat Memahami Masalah Tetapi Tidak Dapat Mengungkapkan Dengan Jelas, Mengalami Kesulitan Dan Kebingungan Memikirkan Konsep (Rumus) Dan Strategi Atau Langkah-Langkah Yang Akan Digunakan Dalam Memecahkan Masalah. Tahap Pemantauan Meliputi Mengalami Kesulitan Dan Kebingungan Dalam Melakukan Perhitungan Sehingga Tidak Bisa Melanjutkan, Untuk Dapat Melanjutkan Memecahkan Masalah Masih Membutuhkan Arahan. Kurang Yakin Dengan Langkah-Langkah Pemecahan Masalah Yang Dilakukan. Tahap Pemeriksaan, Meliputi Tidak Melakukan Pemeriksan Kembali Atau Evaluasi Terhadap Hasil Yang Diperoleh.