Abstrak


Upaya meningkatkan pemahaman konsep matematika dan motivasi belajar siswa pada materi logaritma melalui penerapan model pembelajaran metaphorming dengan strategi assurance, relevance, interest, assesment, satisfaction (arias) Di kelas X SMA Al Islam 1


Oleh :
Hesti Handayani - K1310036 - Fak. KIP

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan pemahaman konsep matematika dan motivasi belajar siswa pada materi logaritma di kelas X MIA-1 SMA Al Islam 1 Surakarta dengan menerapkan model pembelajaran metaphorming dengan strategi ARIAS. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas X MIA-1 SMA Al Islam 1 Surakarta yang berjumlah 39 siswa. Sumber data berasal dari guru dan siswa. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data motivasi belajar dan pemahaman konsep matematika siswa. Data motivasi belajar diperoleh dari hasil observasi selama proses pembelajaran, sedangkan data pemahaman konsep matematika siswa diperoleh dari hasil tes akhir tiap siklus. Validitas data menggunakan teknik triangulasi sumber. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah setidaknya 70% siswa motivasinya berada dalam kategori tinggi dan 70% siswa minimal mencapai level 2 untuk setiap indikator pemahaman konsep matematika siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan penerapan model metaphorming dengan strategi ARIAS yang dapat meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman konsep matematika siswa adalah: 1. Kegiatan Awal, yaitu: a) Guru membuka pelajaran dengan salam. b) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran (Relevance). c) Guru mengecek pemahaman siswa tentang materi prasyarat dengan proses tanya jawab (Relevance dan Interest). d) Guru mengumpulkan variasi pendapat siswa kemudian merevisi jika jawaban siswa salah dan menguatkan jika jawaban siswa benar (Assurance, Interest, Satisfaction). 2. Kegiatan inti, yaitu: a) Connection, yang meliputi: 1) Guru melibatkan anak mencari informasi tentang materi yang akan dipelajari dengan cara tanya jawab, memberi soal atau bercerita yang akan mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari (Assurance, Relevance, Interest ). b) Discovery, yang meliputi: 1) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menemukan sendiri konsep/rumus yang terkait dengan materi pembelajaran dengan cara mengerjakan LK. (Assurance, Interest, Satisfaction). 2) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangku untuk mengerjakan LK (Assurance, Interest, Satisfaction ). 3) Guru mendampingi siswa saat melakukan diskusi dan menjelaskan jika ada siswa yang bertanya (Interest). 4) Guru memberi kesempatan siswa untuk maju menuliskan dan menjelaskan hasil diskusinya(Assurance, Interest, Satisfaction). c) Invention, yang meliputi: 1) Guru dan siswa bersama- sama membahas hasil diskusi siswa dilakukan dengan proses interaktif tanya jawab. (Assurance, Interest). d) Application, yang meliputi: 1) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk menerapkan konsep/ rumus yang telah diperoleh pada tahap discovery untuk menyelesaikan soal latihan yang diberikan guru(Assurance, Assesment, Satisfaction). 2) Guru dan siswa membahas jawaban soal latihan secara detail dengan proses interaktif tanya jawab(Assurance, Assesment, Satisfaction). 3. Penutup, yaitu: 1) Guru bersama siswa membuat simpulan mengenai materi yang telah dipelajari (Assurance, Assesment dan Satisfaction). 2) Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya materi yang belum jelas (Interest). 3) Guru memotivasi siswa tentang materi apa yang akan disampaikan pada pertemuan berikutnya (Assurance, Interest). Berdasarkan hasil observasi diperoleh bahwa sebelum dilakukan tindakan persentase siswa dengan motivasi belajar berada pada kategori tinggi yaitu sebesar 15,39 %. Lalu pada siklus I meningkat sebesar 33,32 % menjadi 48,71 %. Pada siklus II mengalami peningkatan lagi sebesar 28,22 % menjadi 76,93 %. Jika dibandingkan dengan pemahaman konsep matematika siswa sebelum dilakukan tindakan, maka berdasarkan hasil tes siklus II diperoleh bahwa persentase siswa dengan pemahaman konsep matematika minimal telah mencapai level 2 pada indikator menyatakan ulang suatu konsep meningkat sebesar 2,57 % yakni menjadi 71,8 %. Untuk indikator menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representatif matematis meningkat sebesar 30,77 % yakni menjadi 74,36 %. Untuk indikator mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep meningkat sebesar 41,02 % yakni menjadi 71,79 %. Untuk indikator menggunakan, memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu meningkat sebesar 30,77 % yakni menjadi 76,92 %, sedangkan pada indikator mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah meningkat sebesar 38,46 % yakni menjadi 76,92 %.