Abstrak


Realisasi Fonotaktik Akronim Bahasa Indonesia dalam Bidang Politik di Media Massa (Sebuah Studi Deskriptif)


Oleh :
Sudarmawarti - C0299046 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif tentang bentuk realisasi fonotaktik akronim bahasa Indonesia dalam bidang politik di madia massa.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk-bentuk akronim bahasa Indonesia dalam bidang politik, mendeskripsikan bentuk realisasi fonotaktik akronim bidang politik, mengemukakan penyimpangan fonotaktik akronim bidang politik terhadap kaidah fonotaktik bahasa Indonesia, dan memerikan frekuensi kemunculan fonotaktik tertentu akronim bidang politik.

Sumber data yang digunakan adalah media massa berbahasa Indonesia, yaitu surat kabar harian Kompas dan Republika, serta majalah mingguan Forum Keadilan dan Gatra. Populasinya adalah semua akronim bahasa Indonesia. Sampelnya adalah akronim bahasa Indonesia dalam bidang politik di media massa berbahasa Indonesia yang berjumlah 251 buah. Data penelitian ini adalah akronim bahasa Indonesia yang berbentuk bahasa tulis dalam media massa.

Data yang sudah terkumpul kemudian diklasifikasikan berdasarkan bentuk-bentuk akronim dan kaidah fonotaktik bahasa Indonesia yang selanjutnya dianalisis. Metode analisis yang digunakan adalah metode padan ortografis dan metode deskriptif.

Kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data adalah bentuk akronim bahasa Indonesia dalam bidang politik yang homonim, bentuk akronim yang homofon, bentuk akronim yang sinonim, bentuk akronim dengan penambahan satuan lingual /?/ dari bentuk awalnya, bentuk akronim dengan penghilangan satuan lingual dari bentuk yang ada, dan bentuk-bentuk akronim dilihat dari asal pembentukannya. Bentuk realisasi fonotaktik akronim bidang politik dilihat dari pola kanonik, gugus konsonan, deret konsonan, diftong, dan deret vokal. Penyimpangan fonotaktik akronim bidang politik terhadap kaidah fonotaktik bahasa Indonesia yaitu adanya fonem /g/, fonem /d/, dan fonem /b/ di akhir suku kata dan di akhir kata, serta adanya fonem rangkap atau fonem-fonem yang sama yang disejajarkan. Frekuensi kemunculan fonotaktik tertentu akronim bidang politik yang paling tinggi adalah deret konsonan /rm/ dan untuk gugus konsonan adalah /pr/.