Abstrak


Pemanfaatan daun eceng gondok sebagai zat pewarna alam dalam proses batik pada kain sutra


Oleh :
Nurriyah Fatul Jannah - C0910031 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Latar belakang permasalahan penelitian adalah banyaknya gulma eceng gondok yang terdapat di sungai mati di desa Sidowarno yang belum dimanfaatkan secara maksimal sehingga perlu adanya penanganan lebih lanjut. Adanya kandungan tanin, flavonoid dalam eceng gondok merupakan salah satu indikasi bahwa eceng gondok mampu menghasilkan warna, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai zat pewarna alam. Pemilihan proses batik didasarkan adanya proses panas (pelorodan) sehingga dimungkinkan mempengaruhi hasil warna. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana pengaruh jumlah pencelupan ekstraksi daun eceng gondok dan jenis fiksasi terhadap warna yang dihasilkan dalam proses batik pada kain sutra (2)Bagaimana pengaruh jumlah pencelupan ekstraksi daun eceng gondok dan jenis fiksasi terhadap ketahanan warna dalam proses batik pada kain sutra. Tujuan penelitian ini adalah (1) Mengetahui warna yang dihasilkan oleh ekstraksi daun eceng gondok dengan perbedaan jumlah pencelupan dan jenis iksasi (2) Mengetahui ketahanan warna oleh ekstraksi daun eceng gondok dengan perbedaan jumlah pencelupan dan jenis fiksasi. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di sungai mati desa Sidowarno, proses eksperimen zat pewarna alam dilakukan di CV. Morinda dan uji laboratorium dilakukan di laboratorium Akademi Teknologi Warga Surakarta. Sampel yang dipakai adalah rendom sampling. Strategi dan bentuk penelitian adalah kuantitatif eksperimen. Sumber data yang digunakan adalah observasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi, wawancara dan hasil uji laboratorium. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis dengan ANAVA. Dari analisis dapat disimpulkan beberapa hal (1) Terdapat pengaruh jumlah pencelupan terhadap warna yang dihasilkan yaitu bahwa semakin banyak jumlah pencelupan, maka warna yang dihasilkan semakin tua. (2) Dengan fiksasi tawas akan menghasilkan warna coklat muda, fiksasi kapur akan menghasilkan warna ke arah warna sedang atau coklat, dan fiksasi tunjung akan menghasilkan warna coklat tua. (3) Terdapat pengaruh jumlah pencelupan dan jenis fiksator terhadap ketahanan warna. Semakin banyak jumlah pencelupan semakin kuat ketahanan warnanya. Ketahanan warna paling baik dicapai oleh fiksator kapur. Kata kunci : Eceng Gondok, Zat Pewarna Alam, Batik