Abstrak


Peranan Pemerintah Kota Surakarta dalam Rangka Pengembangan Industri Batik di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta


Oleh :
Apri Heru Widodo - K7404043 - Fak. KIP

ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Pengembangan industri batik di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta. (2) Kendala-kendala yang dihadapi oleh para pelaku industri batik di Kampoeng Batik Laweyan dalam rangka mengembangkan usaha mereka. (3) Upaya Pemerintah Surakarta melalui dinas maupun lembaga terkait dalam mengatasi kendala yang dihadapi oleh para pelaku industri batik di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif berbentuk deskriptif. Strategi penelitian yang digunakan adalah strategi tunggal terpancang atau embedded research. Sumber data yang digunakan adalah informan, tempat dan peristiwa, serta dokumen. Teknik sampling yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling yang didasarkan atas informasi yang mendahului dan teknik snowball sampling atau teknik bola salju. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah wawancara, observasi dan analisis dokumen. Validitas data dengan menggunakan teknik trianggulasi sumber dan trianggulasi metodologis. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yakni teknik analisis interaktif dimana reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan (verifikasi) saling berkaitan. Prosedur penelitian meliputi tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap analisis dan tahap penulisan laporan penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh kesimpulan bahwa : (1) Pengembangan industri batik di Kampoeng Batik Laweyan Surakarta masih secara tradisional. Hal tersebut berkaitan dengan jenis produk yang dihasilkan industri batik Laweyan yakni batik tulis yang dibuat secara tradisional yakni dengan cara ditulis menggunakan tangan tanpa menggunakan mesin modern. Dalam mencari tenaga kerja pengusaha batik Laweyan tidak terlalu mementingkan tingkat pendidikan mereka. Pengusaha batik Laweyan berupaya mengikutkan karyawan mereka dalam pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki dalam membatik. Banyak industri batik Laweyan yang belum memiliki ijin usaha. Dalam administrasi usaha mayoritas diantara pengusaha Laweyan masih secara tradisional dan belum didukung komputerisasi secara maksimal. Mayoritas pengusaha batik Laweyan menggunakan media radio dan pamflet maupun brosur dalam berpromosi dan hanya sedikit diantara mereka yang memasarkan produk batik secara online. (2) Kendala-kendala yang dialami oleh pelaku usaha batik Laweyan dalam mengembangkan usaha mereka diantaranya ialah kendala dalam memasarkan produk, kendala prestise untuk mencari pinjaman modal., dan kendala keterampilan manajerial dan teknologi. (3) Upaya-upaya yang dilakukan pihak Pemerintah Kota Surakarta dalam rangka mengatasi kendala yang dialami pelaku usaha batik Laweyan dilakukan melalui peningkatan peran promosi dan perluasan pasar. Diantaranya melalui kegiatan pameran, misi dagang keluar negeri, upaya perlindungan motif batik kuno, kebijakan seragam pakaian batik bagi PNS, mendatangkan setiap tamu-tamu penting yang berkunjung, membuat Grand Design, menambah fasilitas-fasilitas pendukung, melakukan revitalisasi bangunan-bangunan kuno, serta pembuatan IPAL Kampoeng Batik Laweyan. Berkaitan dengan pendanaan usaha, pihak pemerintah Kota Surakarta berupaya membantu perkuatan permodalan usaha melalui akses dengan BUMN. Dalam upaya meningkatkan kualitas SDM, pihak Pemerintah Kota Surakarta dintaranya mengadakan pelatihan tentang menajemen usaha, kegiatan temu usaha dan seminar kewirausahaan, kegiatan diklat tentang pencampuran warna batik, serta mengadakan kegiatan studi banding untuk tingkat klaster.