Abstrak
Analisis pengendalian bahan baku dengan menggunakan metode eoq pada CV. Sigma Madiun
Oleh :
Krisna Guslumawan - - Fak. Ekonomi dan Bisnis
ABSTRAK
Setiap perusahaan yang menghasilkan produk akan memerlukan persediaan bahan baku guna menunjang jalannya proses produksi. Hal yang menjadi latar belakang penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi perusahaan khususnya dibidang pengadaan persediaan bahan baku. Dalam hubungannya dengan tingkat efisiensi perusahaan secara keseluruhan, maka aktifitas pembelian bahan baku dan penggunaan bahan baku perlu direncanakan dengan biaya yang cermat agar perusahaan terhindar dari pemborosan-pemborosan biaya dan perusahaan dapat beroperasi lebih efisien dimasa yang akan datang. Dengan permasalahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimal dan tidaknya persediaan bahan baku CV. SIGMA MADIUN dengan cara membandingkan antara Kebijakan Perusahaan tanpa menggunakan EOQ dan jika perusahaan menerapkan EOQ.
CV. SIGMA MADIUN adalah perusahaan yang memproduksi peralatan-peralatan kesehatan dan peralatan rumah sakit yang berada di kota Madiun. CV. SIGMA MADIUN menerapkan proses produksi yang berpedoman pada target produksi yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Pola kebutuhan bahan baku pada setiap bulannya juga konstan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus dan analisis kuantitatif. Data yang dibutuhkan berupa data tentang jumlah kebutuhan bahan baku, pembelian bahan baku serta biaya-biaya yang ditimbulkan dalam pemesanan dan penyimpanan bahan baku selama tahun 2007.
Metode yang digunakan penulis adalah metode EOQ (Economic Order Quantity). Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, studi pustaka, pemeriksaan dokumen dan observasi.
Dari penelitian tersebut diperoleh perbandingan besarnya pembelian bahan baku menurut kebijakan perusahaan adalah sebanyak 5 unit, sedangkan menurut metode EOQ jumlah pembelian bahan baku yang optimal sebanyak 25 unit. Untuk total biaya persediaan pada Kebijakan Perusahaan sebesar Rp. 7.235.685,73, dibandingkan total biaya persediaan menurut EOQ sebesar Rp. 2.779.674,38. Jumlah persediaan pengaman (Safety Stock) sesuai dengan Kebijakan Perusahaan tidak ada, sedangkan Safety Stock menurut EOQ adalah 5 unit. Untuk titik pemesanan kembali (Re-Order Point) menurut Kebijakan Perusahaan tidak ada juga, sedangkan untuk penerapan EOQ sebanyak 5 unit.
Berdasarkan evaluasi tersebut, maka perusahaan sebaiknya menerapkan metode EOQ dalam melakukan pengadaan persediaan bahan baku yang selama ini terbukti belum optimal. Sedangkan dengan metode EOQ perusahaan dapat meningkatkan efisiensi biaya persediaan bahan baku.