Abstrak


Kesantunan Dan Implikatur Percakapan Dalam Acara Yuk Keep Smile Di Trans Tv (Suatu Kajian Pragmatik)


Oleh :
Ratna Nurhayati - C0210056 - Fak. Sastra dan Seni Rupa

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, yaitu (1) Bagaimanakah bentuk pematuhan prinsip kesantunan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV? (2) Bagaimanakah bentuk pelanggaran prinsip kesantunan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV? (3) Bagaimanakah bentuk implikatur percakapan yang digunakan untuk menciptakan kelucuan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV?.

Tujuan penelitian ini adalah (1) Mendeskripsikan bentuk pematuhan prinsip kesantunan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV. (2) Mendeskripsikan bentuk pelanggaran prinsip kesantunan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV (3) Mendeskripsikan bentuk implikatur percakapan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV.

Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pragmatik. Sumber data dalam penelitian ini adalah percakapan atau dialog dalam tayangan humor YKS di Trans TV. Data dalam penelitian ini adalah tuturan beserta konteks yang mengandung prinsip kesantunan dan implikatur percakapan dalam acara Yuk Keep Smile di Trans TV, yang ditayangkan pada bulan Januari 2014. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan metode simak, dengan beberapa teknik lanjutannya, yakni teknik simak bebas libat cakap, teknik rekam, dan teknik catat. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis cara-tujuan dan metode analisis kontekstual. Metode penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini adalah penyajian secara informal. Berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa (1) Bentuk pematuhan terhadap prinsip kesantunan yang terdapat dalam tuturan pengisi acara YKS terdiri dari enam maksim, yaitu maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati, maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Tuturan yang mengandung pematuhan prinsip kesantunan terdapat dalam 30 data. Pematuhan kesantunan bahasa yang sering dilakukan ialah pada maksim pujian, khususnya submaksim kedua yakni penutur memaksimalkan pujiannya terhadap mitra tutur. Tuturan yang bermaksud pujian lebih banyak diungkapkan untuk menyenangkan perasaan dari mitra tutur agar humor tidak terkesan selalu harus menyinggung perasaan. (2) Bentuk pelanggaran terhadap prinsip kesantunan yang terdapat dalam tuturan pengisi acara YKS juga terdiri dari enam submaksim yaitu, maksim kearifan, maksim kedermawanan, maksim pujian, maksim kerendahan hati,  maksim kesepakatan, dan maksim simpati. Jumlah data yang mengandung pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa dalam penelitian ini adalah 139 data. Semua data terpenuhi dalam enam maksim, yang terdiri atas masing-masing dua submaksim. Pelanggaran yang terjadi dominan pada maksim pujian, tepatnya submaksim pertama yakni penutur tidak mengusahakan kecaman bagi mitra tutur terjadi sedikit mungkin. Pelanggaran lain yang paling sering dilakukan penutur yaitu pada maksim kearifan karena tuturan penutur merugikan bagi mitra tutur. Penutur cenderung melakukan kecaman, hinaan, celaan terhadap mitra tutur sebagai bahan lelucon atau humor. Penutur akan merasa humornya berhasil ketika hinaan yang dilakukannya berhasil membuat penonton tertawa dan terhibur. (3) Implikatur percakapan yang ditemukan dari tuturan dalam acara YKS terdapat delapan macam implikatur, yaitu mengejek, tidak setuju, menyombongkan diri, menghina, menyindir, menyumpahi, mengancam, dan mengharapkan sesuatu.