;

Abstrak


Pengembangan Model Pembelajaran Accelerated Learning Included By Discovery (ALID) pada Materi Jaringan Tumbuhan Kelas XI SMA Negeri 7 Surakarta


Oleh :
Desy Fajar Priyayi - S831208016 - Sekolah Pascasarjana

Model pembelajaran accelerated learning included by discovery (ALID) adalah model pembelajaran yang dikembangkan dengan mengintegrasikan model pembelajaran accelerated learning dan discovery menjadi satu keterpaduan saling melengkapi kelebihan dan kelemahan masing-masing. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengembangkan model pembelajaran ALID untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 7 Surakarta, 2) menguji kelayakan model pembelajaran ALID untuk meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 7 Surakarta, 3) menguji keefektifan model pembelajaran ALID terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 7 Surakarta. Penelitian ini menggunakan metode Research And Development (R & D) mengacu pada model Borg & Gall dengan tahapan: 1) penelitian dan pengumpulan informasi, 2) perencanaan, 3) pengembangan produk modul awal, 4) uji coba permulaan, 5) revisi produk pertama, 6) uji lapangan terbatas, 7) revisi produk kedua, 8) uji lapangan operasional dan 9) revisi produk ketiga. Kelayakan model divalidasi oleh ahli model, ahli materi, guru biologi (praktisi) dan siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket, lembar observasi, dan tes. Data penelitian dianalisis dengan metode deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil belajar kognitif dianalisis dengan uji t (t test) dengan desain posttest only control group design. Hasil validasi ahli terhadap model pembelajaran ALID beserta perangkatnya memperoleh rerata nilai sebesar 98,90 dengan kategori sangat baik. Hasil validasi praktisi terhadap model pembelajaran ALID beserta perangkatnya memperoleh rerata nilai sebesar 95,27 dengan kategori sangat baik dan hasil uji coba kelompok kecil oleh siswa memperoleh rerata nilai sebesar 83,68 dengan kategori baik. Uji statistik pada hasil belajar kognitif menunjukkan ada perbedaan yang signifikan (sig 0,00 < 0,05) dengan nilai pada kelas uji coba lapangan lebih tinggi dibandingkan kelas baseline. Rerata nilai kognitif kelas uji coba yaitu 80,30 dan pada kelas baseline 69,96, rerata nilai afektif pada kelas uji coba adalah 85,83 dan pada kelas baseline 79,69, dan rerata nilai psikomotor pada kelas uji coba 87,86 dan pada kelas baseline 78,94. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) pengembangan model pembelajaran ALID dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dari model yaitu adanya sintaks, sistem sosial, sistem pendukung, peran siswa, peran guru, dampak instruksional, dan dampak pengiring, 2) hasil pengembangan model pembelajaran ALID layak untuk diterapkan pada materi jaringan tumbuhan. Kelayakan model pembelajaran ALID berdasarkan penilaian dari ahli, praktisi, dan respon siswa yang secara keseluruhan memberikan kategori baik sangat baik pada produk pengembangan sehingga layak digunakan di SMA Negeri 7 Surakarta, 3) model pembelajaran ALID mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan dari rerata hasil belajar antara kelas baseline dengan kelas uji coba. Kelas yang menerapkan model ALID memiliki hasil yang lebih baik dibandingkan dengan kelas baseline yang menggunakan model ceramah bervariasi.

Kata kunci : accelerated learning, discovery, model ALID, hasil belajar.