Abstract This research target is to know the: (1) Background of writing of Serat Centhini.(2) Assess the philosophy and erotism which implied in the Serat Centhini. This research use the historical method. Stages steps which is gone through in historical method there is four activity phase, that is heuristik, criticize, interpretation and historiografi. Data source used by is source written covering serat, book, magazine and handing out. Technique of data collecting used by is technique of book study. Analyse the data used by is historical analysis that is analysis majoring durability in interpretation of history fact. Pursuant to this research result is inferential hence: (1) Background of writing of Serat Centhini of early by event that happened at a period of governance Paku Buwana IV. Paku Buwana IV after event of pakepung of pamour loss in political area and left by all its adviser. Therefore he try to hide the previous desire, to become which dipertuan bisect the other dissimilar empire (Kasultanan And Mangkunegaran) and a lot of learning how to govern. Later then Paku Buwana IV start to express the desire and its opinion passing art activity. Belleslettres exploited by Paku Buwana IV to rebuild its authority. On that account at a period of governance of composition and writing return the ancient Belleslettres very expanding. Inclusive of among other things writing return the Serat Centhini which initiative by Crown of KGPA Anom Amengkunegara III after he get the exhortation and read the Serat Wulangreh that his father masterpiece, Paku Buwana IV. (2) Serat Centhini have the content assess the philosophy of concerning teaching of Manunggaling Kawula Gusti. Because Serat Centhini represent the new Java belleslettres is influenced by Islamic Religion. With the existence of the influence, fill from Serat Centhini of a lot of teaching and science which chime in with the Islam teaching. That Matter is seen in wejangan-wejangan given by Seh Amongraga to its wife is Ken Tambangraras and second of its in-laws brother during residing in Wanamarta. Serat Centhini consisted of by the 722 Javanese song also talk about the erotism or seks and seksuality. In that explained clearly is things of which deal with coition. Exactly because that's this serat become celebrated, even among all world expert. Because in character as ensiklopedi in Serat Centhini poured in detail, clear and is complete of the case of coition. (3) Popular of Serat Centhini seen from content fill its text loading miscellaneous of problem, like history, education, situation geografi, architecture, experienced knowledge, religion knowledge, knowledge of is nature of human being (psychological), philosophy, tasawuf, mystique, forecast, conjuring, science of body impenetrability, epitomizing, magic science, tradition, procedures in Java culture, ethics, artistic, food (traditional kuliner), even at teaching or behavioral of seks by people of at former epoch. ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Latar Belakang penulisan Serat Centhini. (2) Nilai filosofi dan erotisme yang terkandung dalam Serat Centhini . Penelitian ini menggunakan metode historis. Langkah-langkah yang ditempuh dalam metode historis ada empat tahap kegiatan, yaitu: heuristik, kritik, interpretasi dan historiografi. Sumber data yang digunakan adalah sumber tertulis yang meliputi serat, buku-buku, majalah dan makalah. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik studi pustaka. Analisis data yang digunakan adalah analisis historis yaitu analisis yang mengutamakan ketajaman dalam menginterpretasi fakta sejarah. Berdasarkan hasil penelitian ini maka dapat disimpulkan : (1) Latar belakang penulisan Serat Centhini diawali oleh peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan Paku Buwana IV. Paku Buwana IV setelah peristiwa pakepung kehilangan pamor di bidang politik dan ditinggalkan oleh para penasehatnya. Oleh karena itu dia mencoba memendam keinginan-keinginan sebelumnya, untuk menjadi yang dipertuan bagi dua kerajaan lain (Kasultanan dan Mangkunegaran) dan banyak belajar bagaimana cara memerintah. Kemudian Paku Buwana IV mulai mengekspresikan keinginan dan pemikirannya melalui kegiatan sastra. karya sastra dimanfaatkan oleh Paku Buwana IV untuk membangun kembali kewibawaannya. Oleh sebab itu pada masa pemerintahnnya penggubahan dan penulisan kembali karya sastra kuno sangat berkembang. Termasuk diantaranya penulisan kembali Serat Centhini yang diprakarsai oleh Putra Mahkota KGPA Anom Amengkunegara III setelah dia mendapat teguran dan membaca Serat Wulangreh karya Ayahandanya, Paku Buwana IV. (2) Serat Centhini mempunyai kandungan nilai filosofi mengenai ajaran Manunggaling Kawula Gusti atau kesempurnaan hidup. Karena Serat Centhini merupakan karya sastra Jawa baru yang sudah dipengaruhi oleh Agama Islam. Dengan adanya pengaruh tersebut, isi dari Serat Centhini banyak ajaran dan ilmu yang bersesuaian dengan ajaran Islam. Hal itu terlihat dalam wejangan-wejangan yang diberikan Seh Amongraga kepada istrinya Ken Tambangraras dan kedua adik iparnya selama berada di Wanamarta. Serat Centhini yang terdiri atas 722 tembang itu juga membicarakan tentang erotisme atau seks dan seksualitas. Didalamnya dijelaskan dengan gamblang hal-hal yang berhubungan dengan persetubuhan. Justru karena itulah serat ini menjadi termasyhur, bahkan dikalangan para pakar dunia. Karena sifatnya sebagai ensiklopedi dalam Serat Centhini dituangkan secara detail, jelas dan komplit dalam hal persetubuhan (3) Kepopuleran Serat Centhini dilihat dari kandungan isi teksnya yang memuat aneka ragam masalah atau persoalan, seperti sejarah, pendidikan, letak geografi, arsitektur, pengetahuan alam, pengetahuan agama, pengetahuan sifat manusia (psikologis), falsafah, tasawuf, mistik, ramalan, sulapan, ilmu kekebalan tubuh, perlambang, ilmu magi, adat-istiadat, tata cara dalam budaya Jawa, etika, seni, makanan (kuliner) tradisional, bahkan pada ajaran atau perilaku seks oleh orang pada zaman dahulu