;

Abstrak


Diskursus Tokoh Arjuna Dalam Legitimasi Raja-Raja Jawa Dinasti Mataram


Oleh :
Edy Sulistiono - S701308003 - Sekolah Pascasarjana

ABSTRAKSI Latar Belakang: Wayang adalah tontonan yang sangat populer di Jawa dahulu hingga sekarang. Salah satu tokoh wayang yaitu Arjuna menjadi idola Orang Jawa karena merupakan representasi karakter pria ideal. Popularitas tokoh wayang Arjuna diduga berkaitan dengan diskursus yang dibangun para penguasa Jawa dinasti Mataram untuk mendapatkan hegemoni legitimasi kekuasaanya. Dugaan itu atas dasar adanya wacana tentang kultus dan mitologi Arjuna sebagai leluhur Raja-Raja Mataram dalam Babad Tanah Jawi yang di susun zaman Sultan Agung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkap kejelasan dipilihnya Arjuna sebagai media diskursus, proses dibangunnya diskursus itu, serta implikasi-implikasinya bagi masyarakat Jawa. Metode: Jenis penelitian ini adalah kualitatif interpretatif yang menekankan analisis pengungkapan nilai-nilai di balik relasi-relasi hubungan data material yang ada. Pendekatan hermeneutik berfungsi mengarahkan terhadap filosofi interpretasi sejarah terjadinya diskursus Arjuna zaman Sultan Agung yang masih berimplikasi terhadap budaya jawa sekarang. Hasil: Pertama pemilihan Arjuna sebagai tokoh yang diwacanakan oleh Sultan Agung dengan pertimbangan bahwa Arjuna dipercaya membawa magi kemenangan perang. Sebagai tokoh mitologi, Arjuna dianggap leluhur yang akan mewariskan wahyu keraton, dan sebagai tokoh anutan, Arjuna adalah representasi ideologi kekuasaan Sultan Agung. Kedua, diskursus Arjuna dibangun dengan cara desentralisasi dan pluralisasi power knowledge (kuasa pengetahuan) bagi setiap individu di Mataram. Ketiga, implikasi diskurus Arjuna dalam masyarakat Jawa adalah diterimanya secara totalitas pengetahuan tentang Arjuna baik secara individu-individu maupun inter-individu, menjadi sebuah pola pikir, perilaku, serta identitas yang disebut dengan istilah episteme era Mataram. Kesimpulan: Diskursus tokoh Arjuna di Jawa adalah upaya Sultan Agung mendapatkan legitimasi kekuasaan di tengah-tengah usahanya mendapatkan dukungan dari daerah-daerah bawahan bekas jajahan Pajang, yang ketika itu banyak yang membangkang. Kata Kunci: diskursus, ideologi, hegemoni, legitimasi, dan episteme.