Abstrak


Konstruksi Realitas Politik dalam Pemberitaan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 (Analisis Framing Pemberitaan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia Tahun 2014 di Harian Umum Kompas dan Republika Periode 10 Juni-22 Ag


Oleh :
Tiana Cahya Wardhani - D0210115 - Fak. ISIP

ABSTRAK
Pemilihan Presiden Republik Indonesia 2014 ini hanya menghadirkan 2 kandidat calon presiden dan calon wakil presiden, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Jokowi-Jusuf Kalla. Popularitas Jokowi sebagai pendatang baru di pemilihan presiden sedang berada diatas puncaknya, dan dia dijuluki sebagai “media darling” karena hampir semua media nasional memberitakannya secara positif. Berbeda dengan Prabowo, media nasional dan media internasional masih menyoroti mengenai kasus dugaan pelanggaran Hak Asasi Manusia pada peristiwa kerusuhan Mei 1998. Dalam pemilihan presiden, pers berfungsi untuk memberi informasi kepada publik mengenai kandidat calon presiden dan calon presiden. Oleh sebab itu pers haruslah netral dan obyektif dalam meliput berita pilpres. Berita yang dipublikasikan oleh pers merupakan hasil konstruksi realitas yang dilakukan oleh awak pers mengenai suatu peristiwa. Tetapi berita pers juga dipengaruhi oleh kebijakan redaksional, ideologi, dan subyektifitas awak media dalam menulis berita, sehingga berita yang dipublikasikan bisa mengandung suatu kepentingan tertentu, hal ini dinamakan pembingkaian berita. Melalui skripsi ini, penulis bertujuan untuk mengetahuo bagaimana Kompas dan Republika melakukan pembingkaian terhadap berita pemilihan presiden. Penulis akan menggunakan teknik analisis framing Zhongdang Pan & Kosicki, yaitu dengan menganalisa elemen sintaksis, skrip, tematik, dan retoris pada berita pemilihan presiden di dua surat kabar tersebut. Hasil yang penulis peroleh adalah Kompas Cenderung hampir selalu menulis berita tentang Jokowi dengan positif dan tidak pernah menulis berita tentang kelemahan atau kekurangan Jokowi. Sebaliknya, Kompas lebih agresif untuk menyoroti kekurangan Prabowo, terutama mengenai kasus kerusuhan Mei 1998. Republika melakukan Framing pada kedua kandidat dengan menulis kelebihan dan mengkritik tajam kelemahan kedua calon presiden dan calon wakil presiden. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Kompas lebih memihak Jokowi-JK, sedangkan Republika lebih netral.
ABSTRACT
2014 Presidential election in Indonesia is only show 2 candidates of presidents and vice presidents, there are Prabowo Subianto pair up with Hatta Rajasa, and Jokowi pair up with Jusuf Kalla. These lately days, Jokowi polpularities is on the top, although he is a newcomers at presidental election, but he is so famous of his good track records as a mayor in Solo and as a governor of Jakarta. Almost every media in this country always writes his successful, so he is called as a “media darling. But its very contrast with the other president candidate, Prabowo Subianto, national and international media still highlighting and focus on his cases about alleged violations of human rights in May 1998.
In the presidential election, press has a function to give information about both candidates. Therefore, Press must be neutral and objective in covering the election news. News that was published by press are the results of the reality construction aboutn an event or issue that carried out by press. News is also influenced by the editorial policy, ideology of press company, and subjectivity of journalist, so news that released may contain some certain purposes, and it is called media news framing.
Through this paper, the author aims to know how Kompas and Republika daily news framing the presidential election news. author will use Zhongsang Pan & Kosicki analysis framing, by analyzing 5 elements, there are syntax, script, thematic, and rethorical in the presidential leection news from both dailies news. the results obtained that Kompas almost always tend to writes the possitiveness about Jokowi and neve writes about his weakness or deficiencies. In contrast, Kompas agresively make a spot and highlighting about Prabowo weakness and deficiencies, especiallu they concerning about the case of May 1998 riots. And the other daily news, Republika writes about strength and weakness of both candidates, and critizesing about them sharply. So the conclusion of this thesis, author find out that through their news, Kompas more favorable to Jokowi-JK, and Republika more neutral and not by sides of any candidates.