;

Abstrak


Analisis usahatani ubi kayu monokultur dan tumpangsari di Kecamatan Karanglewas Kabupaten Banyumas


Oleh :
Nur Khasanah - S641308006 - Sekolah Pascasarjana

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Karanglewas. Tujuan penelitian ini adalah: mengetahui alasan petani memilih usahatani monokultur ubi kayu dan usahatani tumpangsari ubi kayu-kacang tanah, mengetahui perbedaan pendapatan dan keuntungan antara usahatani monokultur dengan usahatani tumpangsari, mengetahui perbedaan kelayakan usahatani monokultur dengan usahatani tumpangsari, mengetahui perbedaan pemerataan pendapatan usahatani monokultur dengan tumpangsari, mengetahui pengaruh penggunaan faktor-faktor produksi terhadap produksi monokultur dan tumpangsari, mengetahui pengaruh harga faktor produksi terhadap keuntungan usahatani monokultur atau tumpangsari, mengetahui efisiensi penggunaan faktor produksi pada usahatani monokultur dan usahatani tumpangsari di Kecamatan Karanglewas.
Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis pendapatan dan keuntungan, analisis kelayakan, analisis Gini Ratio, analisis fungsi produksi Cobb Douglas, analisis fungsi keuntungan, serta analisis efisiensi penggunaan faktor produksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan rata-rata per hektar petani monokultur adalah Rp 20.331.620 dan keuntungan rata-rata per hektarnya adalah Rp 14.425.812. Sedangkan pendapatan rata-rata per hektar usahatani tumpangsari sebesar Rp 25.305.466 dan kentungan rata-rata per hektarnya adalah Rp 19.802.283. Nilai R/C 2,49 dan B/C sebesar 1,495 pada usahatani monokultur. Sedangkan pada usahatani tumpangsari nilai R/C sebesar 2,53 dan nilai B/C sebesar 1,53. Tingkat ketimpangan distribusi pendapatan usahatani monokultur dan tumpangsari berdasar Gini Ratio berada dalam tingkat ketimpangan sedang. Faktor produksi yang berpengaruh nyata pada usahatani monokultur adalah luas lahan, dan pupuk ponska, sedangkan pada produksi usahatani tumpangsari adalah luas lahan, pupuk urea, dan pupuk TSP. Faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usahatani monokultur adalah pupuk urea, pupuk ponska dan luas lahan, sedangkan pada usahatani tumpangsari adalah upah tenaga kerja, dan luas lahan. Analisis efisiensi penggunaan faktor produksi menunjukkan bahwa penggunaan luas lahan, pupuk urea dan pupuk ponska belum efisien, sedangkan pupuk TSP tidak efisien.
Kata Kunci: Monokultur, Tumpangsari, Ubi Kayu, Gini Ratio, Cobb Douglas.