Abstrak


Evaluasi pengendalian kualitas pada tingkat kerusakan produk akhir batik cap PT. Aneka Sandang Interbuana di Surakarta


Oleh :
Danur Tanji Indrasto - F3502017 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

ABSTRAK EVALUASI PENGENDALIAN KUALITAS PADA TINGKAT KERUSAKAN PRODUK AKHIR BATIK CAP PT. ANEKA SANDANG INTERBUANA DI SURAKARTA Penulisan tugas akhir dengan judul “Evaluasi Pengendalian Kualitas Pada Tingkat Kerusakan prodak Akhir Batik Cap PT. Aneka Sandang Interbuana di surakarta”. Ini dilakukan dengan maksud untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan PT Aneka Sandang Interbuana dalam menjaga kualitas produknya. Diketahui bahwa dalam sebuah perusahaan, kualitas merupakan unsur yang paling penting dalam dunia usaha. Ini bertujuan untuk memelihara kepercayaan konsumen, menjaga kelangsungan hidup perusahaan dan kualitas barang yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan cermin keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan produksinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kerusakan produk yang terjadi masih berada dalam toleransi pengawasan atau di luar toleransi, dan untuk mengetahui jenis kerusakan yang terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis C-Chart,dan Diagram Pareto yang digunakan untuk mengetahui besarnya persentase, jenis kerusakan, dan komposisi kerusakan yang terjadi. Dari hasil analisis C-Chart diketahui bahwa rata-rata kerusakan yang terjadi selama bulan Agustus 2005 sebesar 285,12 sedangkan batas pengendalian atas (UCL) sebesar 335,76 sedangkan batas pengendalian bawah (LCL) sebesar 234,48, tingkat kerusakan paling rendah terjadi pada tanggal 15 Agustus 2005 sebesar 0,46% sedangkan rata-rata kerusakan tertinggi terjadi pada tanggal 5 Agustus 2005 sebesar 0,70%. Dari hasil analisis Diagram Pareto diketahui bahwa tingkat kerusakan terbesar terjadi dikarenakan warna gosong pada kain sebesar 2.296,86 atau 26,85%. Untuk kerusakan kedua adalah warna luntur dengan tingkat kerusakan sebesar 2.037,50 atau 23,82%, untuk tingkat kerusakan yang ketiga adalah kain sobek dengan tingkat kerusakan sebesar 1.577,88 atau 18,21%, tingkat kerusakan yang keempat adalah salah obat dengan tingkat kerusakan sebesar 1.497,98 atau 17,51%, sedangkan tingkat kerusakan paling rendah disebabkan oleh salah cetak yaitu sebesar 1.163,43 atau 13,60%. Pada akhirnya penulis menyarankan agar pengendalian kualitas dapat terus dipertahankan dan lebih ditingkatkan lagi, memberikan istirahat yang cukup bagi karyawan, menciptakan suasana kerja yang nyaman dan merangsang pekerja agar bekerja dengan hati-hati dan penuh tanggungjawab, serta melakuakan perawatan dan pemeliharaan secara berkala terhadap mesin-mesin produksi yang ada.