Abstrak


Analisis anteseden dan konsekuensi cognitive absorption dalam memprediksi penerimaan teknologi informasi (studi kasus pada perilaku penggunaan search engine internet oleh mahasiswa fak. Ekonomi UNS


Oleh :
Eko Sapto Purnomo - -

Di era dimana globalisasi jaringan ekonomi menjadi semakin meningkat, teknologi informasi (TI) memberikan sumbangan sebagai investasi substansial yang signifikan bagi berbagai sektor, termasuk pemerintah, komunitas akademik, sektor publik, penyedia jasa telekomunikasi, dan komunitas internasional. Dengan globalisasi, kini pengembangan TI menjadi tuntutan kebutuhan yang harus dipenuhi bagi setiap institusi. Adopsi TI merupakan salah satu cara mobilisasi informasi baik di lingkungan internal maupun untuk kepentingan eksternal. Sehingga mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi baik dalam tataran operasional maupun strategik. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh: perceived usefulness dan perceived ease of use terhadap behavioral intention to use; perceived ease of use terhadap perceived usefulness; cognitive absorption dan self-efficacy terhadap perceived ease of use; cognitive absorption dan self-efficacy terhadap perceived usefulness; dan personal innovativeness terhadap cognitive absorption. Sejalan dengan masalah tersebut diajukan hipotesis sebagai berikut: perceived usefulness dan perceived ease of use memiliki pengaruh positif terhadap behavioral intention to use; perceived ease of use memiliki pengaruh positif terhadap perceived usefulness; cognitif absoption dan self efficacy berpengaruh positif terhadap terhadap perceived ease of use; cognitif absoption dan self efficacy berpengaruh positif terhadap perceived usefulnes; playfulness dan personal innovativeness berpengaruh positif terhadap cognitive absorption. Penelitian ini menggunakan metode Structural Equation Model (SEM) dengan program AMOS yang digunakan untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis. Berdasarkan hasil uji dengan menggunakan metode SEM, goodness-of-fit atas model yang diajukan menunjukkan hasil yang baik. Berikut adalah urutan hasil pengukuran model penelitian: 2 = 764,832; probabilitas = 0,000; RMSEA = 0,33; GFI = 0,863 ; AGFI = 0,845; CMIN/DF = 1,301; TLI = 0,919; NFI= 0,741; CFI = 0,924; IFI = 0,925. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa semua hipotesis yang diajukan peneliti mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Agarwaal dan Karahana (2000), kecuali hipotesis mengenai pengaruh self efficay terhadap perceived usefulnes dan pengaruh antara perceived ease of use terhadap perceived usefulness. Perceived ease of use menunjukkan pengaruh negatif terhadap perceived usefulness, sedangkan self efficay tidak mempengaruhi perceived usefulnes Hasil penelitian ini belum bisa sepenuhnya digunakan sebagai generalisasi teori karena adanya keterbatsan sampel penelitian hanya pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. Peneliti merekomendasikan penelitian berikutnya untuk meneliti kembali fenomena-fenomena baru yang ditemukan dalam penelitian ini dengan tetap memasukkan cognitive absorption sebagai prediktor penting penerimaan TI. Berdasarkan hasil penelitian, implikasi manajerial yang dapat penulis berikan adalah: (1) Untuk dapat mendorong minat penggunaan teknologi informasi, sebuah desain sistem TI harus dianggap penting bagi calon user dalam memberikan solusi permasalahan yang dihadapi. (2) Untuk dapat membuat pengguna merasa bahwa aplikasi TI mudah digunakan dan memberikan manfaat kepada yang bersangkutan, maka dapat dilakukan pelatihan atau sosialisasi sistem TI. (3) Pengguna semakin merasa mudah menggunakan aplikasi TI apabila menggunakan TI menyenangkan dan membuat kemampuan berinovasi meningkat. Sehingga untuk tataran kampus perlu dibuat support system berupa physical evidence yang mampu mendukung kenyamanan mahsiswa dalam berinteraksi dengan TI di kampus seperti fasilitas hot spot diruang-ruang diskusi. (4) Kemampuan adopsi akan semakin meningkat apabila pengguna terlibat jauh dengan TI. Sehingga perlu adanya sitem pengembangan TI kampus yang jelas, terarah dan berkelanjutan. Kata Kunci : cognitive absorption, perceived usefulness, perceived ease of use, self efficacy, pelayfulness, personal innovativeness, dan behavioral intention to use.