Abstrak


Bahasa dan budaya jawa dalam tanaman berkhasiat obat tradisional di kecamatan Paron, kabupaten Ngawi, Jawa Timur (kajian etnolinguistik)


Oleh :
Dwi Lestari - C0111012 - Fak. Ilmu Budaya

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimanakah hubungan bahasa dan budaya Jawa dalam nama tanaman berkhasiat obat tradisional di Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur?; 2) Bagaimanakah makna leksikal dan kultural yang terangkum dalam nama tanaman berkhasiat obat tradisional di Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur?
 Tujuan penelitian ini adalah: 1) Mendeskripsikan hubungan bahasa dan budaya Jawa dalam nama tanaman berkhasiat obat tradisional di Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur; 2) Mendeskripsikan makna leksikal dan kultural yang terangkum dalam nama tanaman berkhasiat obat tradisional di Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
 Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data primer berupa data lisan terkait nama tanaman berkhasiat obat tradisional di Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur yang berasal dari informan terpilih. Data sekunder berupa data tulis yang bersumber dari buku-buku dan hasil penelitian terkait tanamanberkhasiat obat. Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara. Adapun teknik dasar yang digunakan adalah teknik pancing, dan teknik lanjutannya menggunakan teknik cakap semuka, teknik rekam, dan teknik catat. Analisis data menggunakan metode distribusional dan metode padan. Metode distribusional digunakan untuk menganalisis bentuk monomorfemis dan polimorfemis na ma tanama n berkhasiat obat tradisional, sedangkan metode padan digunakan untuk menganalisis makna leksikal dan kultural yang
terangkum dalam nama tanaman berkhasiat obat tradisional. Metode penyajian data menggunakan metode deskriptif, formal, dan informal.
 Hasil penelitian dari tanaman berkhasiat obat tradisional di Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur ini ditemukan 41 nama tanaman. Nama tanaman tersebut dikelompokkan menjadi bentuk monomorfemis yang berjumlah 16 buah. Bentuk polimorfemis berupa kata ulang berjumlah 1 buah, sufiks (afiksasi) berjumlah 2 buah, dan kata majemuk berjumlah 22 buah. Penentu makna leksikal nama tanaman berkhasiat obat tradisional adalah makna kamus dan nama pada tanaman berkhasiat obat tradisional, sedangkan makna kultural nama tanaman tersebut sesuai dengan karakter fisik tanaman yang meliputi bentuk, posisi, warna, dan bau, khasiat sebagai obat tradisional, manfaat sebagai jamu gendong, cara pemanfaatan sebagai obat menurut tradisi masyarakat setempat dan pemakaian untuk aktivitas tertentu menurut tradisi masyarakat setempat
selain sebagai obat

The problems discussed in the research are: 1) What is the relationship between language and culture in the Javanese traditional medicinal plants in the District of Paron, Ngawi, East Java?; 2) How is the lexical and cultural terms summarized in traditional medicinal plants in the District of Paron, Ngawi, East Java?
The purpose of the research are: 1) To describe the the relationship between language and culture in the Javanese traditional medicinal plants in the District of Paron, Ngawi, East Java; 2) To describe the lexical and cultural meaning lexical and cultural terms summarized in traditional medicinal plants in the District of Paron, Ngawi, East Java.
The method applied in this research is descriptive qualitative. The primary data is concrete spoken data about terms of traditional medicinal plants in the District of Paron, Ngawi, East Java which based from selected informants. The secondary data is written data which sources from books and scientific papers about medicinal plants. Data collecting using interview techniques. The basic technique used provocative techniques,and the subsequent data using the same appearance capable techniques, recording techniques, and note technique. Data analysis using distributional and match methods.
Distributional method used to analyze the form monomorphemis and polimorphemis terms of traditional medicinal plants, whereas match method used to analyze the lexical and cultural significance. Method of data presenting using descriptive, formal, and informal methods.
The results of the research in traditional medicinal plants in the District of Paron, Ngawi, East Java found 41 names of plants. The plant names are grouped into monomorphemis form totaling 16 pieces. Polimorphemis form of reduplication is 1 piece, suffixs are 2 pieces, and acompound word totaling 22 pieces. Determinants of lexical meaning traditional names of medicinal plants is the dictionary meaning and the name on traditional medicinal plants, while the cultural meaning of the name of the plant according to the physical characteristics of plants that includes the shape, position, smell, and color, the efficacy of traditional medicinal, benefit as a carrying medicinal, how is the use of the plant as a medicine according to local tradition, and the use for certain
activities according to local tradition than as a medicine.