Abstrak


Coping stres pada waria yang berhenti menjadi pekerja seks komersial


Oleh :
Anysa Mahfirahtikha - G0109005 - Fak. Kedokteran

Waria merupakan individu yang memiliki kondisi biologis pria namun
berpenampilan dan ingin hidup sebagai seorang wanita. Dalam masyarakat, waria
dianggap sebagai individu yang mengalami penyimpangan, sehingga
keberadaannya seringkali ditolak dalam masyarakat. Dalam menjalani
kehidupannya, waria mengalami kesulitan-kesulitan, diantaranya dalam pemilihan
jenis pekerjaan. Waria pada umumnya berprofesi sebagai pekerja seks komersial
karena tidak mendapatkan peluang untuk bekerja di sektor yang lain. Waria yang
bekerja sebagai pekerja seks komersial memiliki banyak resiko, diantaranya razia
yang dilakukan aparat dan penyakit menular seksual. Faktor resiko yang ada dapat
mendorong waria untuk berhenti menjadi pekerja seks komersial dan memilih
untuk menjalani pekerjaan yang lain. Kondisi peralihan ke pekerjaan yang baru
menuntut banyak penyesuaian diri yang dapat menimbulkan stres. Waria
melakukan usaha pengatasan stress/ coping dalam menghadapi kondisi stress yang
terbagi menjadi coping yang berfokus pada emosi dan coping yang berfokus pada
masalah. Terdapat serangkaian proses coping yang dilalui oleh individu. Tingkat
keberhasilan dalam mengatasi stres ditentukan oleh tugas-tugas coping yang harus
dipenuhi oleh individu waria.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui stress dan coping yang
dilakukan waria saat berhenti menjadi PSK. Penelitian ini dilakukan secara
kualitatif dengan rancangan studi kasus yang diharapkan mampu menggali fokus
penelitian secara mendalam. Subjek dalam penelitian ini yaitu dua orang waria di
kota Surakarta dengan kriteria pernah menjalani profesi PSK dan telah berhenti
dari profesi tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah wawancara dan
observasi.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa setiap subjek mengalami kondisi
stres saat berhenti menjalani profesi sebagai PSK dengan sumber stres yang sama.
Subjek 1 mengalami stres sejak mendapatkan vonis positif HIV dan melalui
dukungan sosial seorang teman waria memiliki keinginan untuk beralih menjadi
pengamen. Subjek 2 mengalami stres sejak mendapat vonis HIV hingga menjalani
profesi baru sebagai karyawan salon atas saran seorang teman waria. Kesibukan
subjek dengan pekerjaan baru membuat waktunya tersita sehingga tidak dapat
berinteraksi sosial dengan komunitas waria serta menimbulkan respon negatif dari
teman-temannya. Temuan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa keadaan
berhenti menjadi pekerja seks komersial pada kedua subjek karena kondisi positif
HIV yang dialami. Kedua subjek cenderung menggunakan coping yang berfokus
pada emosi dan memperoleh dukungan sosial dari seorang teman sehingga pada
akhirnya mampu mengatasi kondisi stres yang dialami.
Kata kunci: coping stres, waria, pekerja seks komersial