Abstrak


Representasi Sosial Orang Jawa Mengenai Dongeng Kancil


Oleh :
Hesti Ratnafuri - G0111041 - Fak. Kedokteran

ABSTRAK
Dongeng Kancil merupakan dongeng yang populer dalam masyarakat Jawa dan banyak menjadi pembahasan yang bersifat kontroversial. Dongeng ini dikaitkan dengan perilaku tipu daya masyarakat yang merajalela dalam kehidupan politik, ekonomi, hukum, dan sosial. Walaupun demikian, di sisi lain dongeng Kancil dipandang suatu media pendidikan yang memuat berbagai nilai positif. Terlepas dari hal tersebut, dongeng Kancil masih menjadi ingatan kolektif dan direproduksi dengan berbagai media hingga saat ini. Teori representasi sosial digunakan sebagai kerangka pikir untuk memetakan gagasan yang ingin disampaikan masyarakat Jawa melalui dongeng Kancil yang masih dalam bentuk common sense. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi sosial orang Jawa mengenai dongeng Kancil serta nilai implisit yang disampaikan melalui dongeng tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenografik dengan menggunakan asosiasi kata dan kuesioner terbuka sebagai alat ukur penelitian. Subjek penelitian ini adalah orang Jawa berusia 25-60 tahun yang tinggal di Surakarta dan Eks-Karesidenan Surakarta sebanyak 200 responden.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa representasi sosial orang Jawa mengenai dongeng Kancil adalah ide, nilai, dan praktik dari konsep kecerdikan. Kecerdikan menjadi gagasan yang abstrak dan dijadikan hal yang lebih konkret dengan diobjektivikasi dalam judul-judul dongeng Kancil. Sosok Kancil juga menggambarkan hal yang bersifat kontradiktif, kadang-kadang Kancil menggunakan hal-hal yang secara normatif dikatakan buruk. Namun secara umum, kecerdikan mengacu pada cara-cara yang bersifat strategis untuk menyelesaikan masalah.
Kata kunci: representasi sosial, orang Jawa, dongeng Kancil.
ABSTRACT
The tales of Kancil is kind of popular tale among the Javanese people and becomes a controversial discussion. This tale was associated with public deceitfulness behavior which was rampant in the political, economic, legal field, and social life. On the other hand, this tale is regarded as educational media which contains positive values. Apart from that controversy, the tales of Kancil still become collective memories for many people, and until now on it still reproduced through various media. Social representation is a knowledge that developed and growth together amongst the communities to makes them understand the realities. The theory of social representation was used as a framework for mapping the ideas which exists in the Javanese people through the tales of Kancil. The aims of this study are to find out the social representation among Javanese people regarding with the tales of Kancil and the implicit value delivered through this tale.
This study was conducted using phenomenographic approach with an open-ended questionnaire as a measurement tool of the research. The open-ended questionnaire consists of questions using free association technique from words and five elaboration questions. The subject questionnaire comprises 200 Javanese people around 25-60 years old in Surakarta and ex-Surakarta Residency.
The result of this study shows that the social representation of Javanese people regarding with tales of Kancil are ideas, values, and the practice of ingenuity concept. The ingenuity grows as an abstract idea and created become more concrete by objectification into the tales of Kancil. The Kancil figure also depicts contradictory things, and sometime it also uses bad normative things. But in general, ingenuity refers to the strategic ways to solve a problem.
Key words: social representation, Javanese people, the tales of Kancil