Abstrak


Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi rumah tangga polisi (studi kasus do korps brimob kelapa dua depok jawa barat)


Oleh :
Novi Purwitasari - F0100048 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

Tujuan penelitian ini adalah bagaimana dan seberapa besar tingkat pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, kekayaan,dan pangkat mempengaruhi konsumsi rumah tangga Polisi. Hal ini dilatar belakangi bahwa pendapatan dan pengeluaran konsumsi rumah tangga dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sangat berpengaruh dalam menggambarkan kegiatan ekonomi Indonesia..Walaupun para Polisi hanyalah bagian kecil dari masyarakat, namun tingkat pola konsumsi mereka juga dapat mengambarkan tingkat kesejahteraan para pegawai negeri. Pola pengeluaran konsumsi antar rumah tangga dapat berbeda satu sama lain. Manusia dalam melakukan konsumsi dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu faktor ekonomi seperti pendapatan, kekayaan maupun faktor non-ekonomi seperti jumlah tanggungan keluarga, status sosial, kerja tambahan serta masih banyak lagi faktor yang tidak semuanya dapat disebutkan.

Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode survei dengan para rumah tangga Polisi Bintara dan Tamtama di Korps Brimob kelapa Dua, Kota Depok Propinsi Jawa Barat sebagai unit analisisnya.Penelitian ini dilakukan terhadap para polisi Bintara dan Tamtama di Korps Brimob Kelapa Dua Depok Jawa Barat dengan menggunakan 100 responden sebagai sampel. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random berstrata dengan Polisi Bintara dan Tamtama sebagai stratanya. Untuk menganalisis data dari responden maka digunakan analisis regresi linear berganda dengan variabel dummy yang diolah dengan komputer program SPSS

Dari hasil analisis secara statistik menunjukkan bahwa dari perhitungan t hitung dan F hitung dapat diketahui bahwa keempat variabel independen yang diteliti yaitu pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, kekayaan, dan pangkat memiliki pengaruh baik secara bersama-sama maupun secara parsial terhadap variabel dependen yaitu konsumsi rumah tangga polisi pada taraf signikansi 0,05 (5%).

Berdasarkan hasil kesimpulan diatas maka penulis mengajukan beberapa saran yang dapat dijadikan beberapa pertimbangan yaitu : 1) diperlukan perencanaan pengeluaran rumah tangga dari masing-masing rumah tangga polisi sehingga masih ada bagian yang cukup untuk ditabung. Untuk menaikkan pendapatan keluarga bisa dilakukan dengan diversifikasi usaha keluarga dengan cara menggali potensi ekonomi keluarga tanpa mengurangi aktivitas dan tanggung jawab sebagai seorang polisi. 2) Rumah tangga yang mempunyai jumlah tanggungan keluarga yang banyak hendaknya dapat dimanfaatkan untuk meringankan beban keluarga melalui berbagai macam usaha yang lebih produktif yang dapat menyerap tenaga kerja seperti industri rumah tangga, atau mungkin wiraswata. 3) kekayaan yang dimiliki diarahkan untuk investasi jangka panjang seperti tabungan, obligasi, atau membuka bisnis yang produktif, sehingga kekayaan dimiliki tidak hanya berupa barang-barang tahan lama yang akan menambah konsumsi keluarga. 4) Adanya sistem kenaikan pangkat dari Tamtama ke Bintara maupun dari Bintara ke Perwira melalui jenjang karier diharapkan dapat memberikan peluang untuk meningkatkan pendapatan dan menciptakan kemakmuran para polisi pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. 5) Bagi peneliti yang berkaitan dengan masalah ini dapat mengambangkannya lebih lanjut,misalnya menambahkan jumlah variabel independen seperti lama bekerja, dan menambahkan variabel dummy yaitu pangkat perwira. Hal ini dapat memberikan pertimbangan bagi pemerintah dalam mengambil kebijaksanaan yang lebih tepat terhadap masyarakat yang bekerja sebagai pegawai negeri khususnya para polisi.