Abstrak


Pengelolaan Lingkungan Hidup Berbasis Masyarakat pada Pengembangan “Kampung Hijau” di Gambiran Kelurahan Pandeyan Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta Disusun Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Po


Oleh :
Dwi Yanti Sarwo Rini - D0311025 - Fak. ISIP

ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pola-pola pengelolaan lingkungan hidup berbasis masyarakat pada pengembangan “Kampung Hijau” di Gambiran RW 08.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini, Teori Aksi dan Fungsionalisme Struktural dari Talcott Parsons. Teori ini menjelaskan adanya seorang aktor yang melakukan suatu cara dan teknik dalam mencapai tujuannya. Serta adanya skema AGIL dalam pembentukan suatu sistem yang saling memiliki keterkaitan satu sama lain. Penelitian ini dilaksanakan dengan metode kualitatif dengan pendekatan Studi Kasus. Sumber data yang digunakan merupakan sumber data primer dan sekunder, dengan teknik pengumpulan data observasi non partisipan, wawancara mendalam, dan dokumen. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Untuk menentukan keabsahan atau validitas data yang diperoleh, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara interaktif yang meliputi: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hal yang melatarbelakangi diwujudkannya pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat melalui pengembangan Kampung Hijau adalah Kampung Gambiran yang letaknya berada di sebelah Barat Sungai Gajah Wong menyebabkan lingkungan di wilayah ini rentan terjadi bencana banjir. Telah terjadi beberapa kali bencana banjir di Kampung Gambiran hingga menimbulkan banyak kerugian. Terlebih lokasi yang berada di DAS Gajah Wong membuat lingkungan di wilayah ini rentan pula terjadi berbagai pencemaran sampah akibat perilaku masyarakat yang terbiasa membuang sampah ke sungai. Dalam mewujudkan pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat melalui pengembangan Kampung Hijau di Gambiran Pak Agus bersama WALHI menggunakan pendekatan struktural dan kultural untuk menumbuhkan kesadaran warga agar melakukan pengelolaan lingkungan. Selanjutnya dibentuk Tujuh POKJA pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat agar kegiatan pengelolaan lingkungan yang diwujudkan dapat terkoordinir dengan baik. Dalam upaya mewujudkannya ditemui berbagai hambatan, antara lain sikap kontra serta pesimis dari warga terhadap upaya yang dijalankan. Belum adanya pihak yang bertanggung-jawab dalam pemeliharaan fasilitas taman. Tindakan vandalisme dari para pengunjung, serta produk daur ulang sampah yang dihasilkan oleh warga yang belum memperoleh pasar.
Kata kunci: pengelolaan lingkungan, berbasis masyarakat, Kampung Hijau.
ABSTRACT
The objective of research was to know the patterns the management of community-based environment on the development of “Kampung Hijau” in Gambiran RW 08.
The theory used in this research was Talcott Parsons’ Action and Structural Functionalism theory. This theory explained the presence of an actor conducting a way and technique in achieving its objective. It also explained the presence of AGIL scheme in creating an interrelated system. This study was conducted using qualitative method with Case Study approach. The data source used was primary and secondary data source, with technique of collecting non-participatory observation data, in-depth interview, and document. The sampling technique used was purposive sampling. To determine the data validity obtained, the author employed source triangulation technique. The data analysis in this research was conducted interactively including: data reduction, data presentation and conclusion drawing.
The result of research showed that the background of community-based environment management realization through Kampung Hijau was Gambiran Kampong located in the west of Gajah Wong River making this area environment vulnerable to flood disaster. Several floods have occurred in Gambiran Kampong leading to much loss. Moreover the location existing in Gajah Wong Flowing area make this area environment vulnerable to waste pollution due to the community behavior accustomed to disposing the rubbish to river. In realizing the community-based environment management through Kampung Hijau development at Gambiran, Mr. Agus along with WALHI employed structural and cultural approaches to grow the community’s awareness of managing its environment well. Then, seven work groups of community-based environment management were established to make the environment management coordinated well. In the attempt of realizing it, some obstructions were found including counterproductive and pessimistic attitudes among the members of community against the attempt taken; was no responsibility party in maintaining the maintenance of park (garden) facility; vandalism action among the visitors, and rubbish recycling product produced by the members of community that had not gotten market yet.
Keywords: environment management, community based, Kampung Hijau.