;

Abstrak


Implementasi model pembelajaran jigsaw pada pelajaran fisika SMA Negeri 1 Toroh Kabupaten Grobogan


Oleh :
Margiyanto - - Sekolah Pascasarjana

ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: Implementasi pembelajaran fisika dengan model jigsaw, kendala yang dihadapi oleh guru pada saat memberikan pembelajaran dengan model jigsaw pada pelajaran fisika, solusi digunakan guru untuk menghadapi kendala pada saat memberikan pembelajaran fisika dengan model jigsaw, dan pengaruh penerapan pembelajaran model jigsaw terhadap keaktifan belajar siswa di dalam kelas. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Toroh, Kabupaten Grobogan, Penelitian tentang penerapan model pembelajaran tipe jigsaw pada mata pelajaran fisika. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif diskriptif dalam bentuk studi kasus. Data yang digali meliputi: wawancara, observasi, aktivitas siswa pada saat pembelajaran, peran guru mata pelajaran fisika pada saat pembelajaran, intensitas pembelajaran, dan Hasil belajar siswa. Data dari: informan atau nara sumber yang meliputi guru bidang studi fisika, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang kurikulum; dokumen tentang KBM, meliputi: perangkat mengajar guru, daftar nilai, dan hasil karya siswa. Data yang diperoleh lainnya adalah tempat dan peristiwa / aktivitas yang terdiri dari kegiatan belajar mengajar (KBM), dan lingkungan belajar. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan adalah: indepth intervewing, observasi, dan content analysis. Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan simple random sampling. Analisis data yang digunakan melalui tahap sebagai berikut: pengumpulan data, reduksi data, sajian data, verifikasi / penarikan simpulan. Hasil dari penelitian ini yaitu: Penerapan model jigsaw lebih mendalam daripada menggunakan cara konvensional jika dilihat dari : Materi bahan ajarnya, Strategi belajar dan bentuk kegiatan belajar mengajar, Guru dalam model jigsaw berperan sebagai fasilitator. Siswa merasa senang. Media pembelajaran yang digunakan sangat sederhana dan dapat memperjelas dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang dilakukan oleh guru adalah evaluasi proses, ulangan harian, porto folio, ulangan akhir semester dan ujian akhir. Pengaruh model jigsaw terhadap aktivitas belajar adalah sangat baik, karena baik guru dan siswa dituntut untuk aktif, kreatif, dan efektif. Prestasi belajar fisika sebelum diterapkannya jigsaw dan sesudah diterapkan jigsaw untuk mata pelajaran fisika ternyata mengalami kenaikan yang signifikan. Dari hasil tersebut ternyata jigsaw dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang berakibat meningkatnya prestasi belajar fisika. Ada 4 kelebihan yang dapat peroleh dalam penerapan model pembelajaran jigsaw, yaitu: bagi pembelajaran fisika ternyata dapat membuat siswa aktif belajar di sekolah, siswa semakin rajin belajar fisika. Bagi guru tugasnya lebih ringan (efektif dan efisien). Guru tidak harus menerangkan secara detail setiap sub bab. Bagi siswa menambah rasa ingin tahu dan keberanian menampilkan minat, kebutuhan dan permasalahan. Selain itu mempunyai keinginan dan keberanian serta kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan persiapan, proses dan kelanjutan belajar. Bagi guru dengan siswa secara bersama-sama terjalin interaksi antara siswa dengan guru layaknya orang tua dengan siswa. Tampak adanya iklim hubungan intim dan erat antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan guru, serta dengan unsur pimpinan sekolah dan stick holder yang ada. Saran yang diajukan: Dalam menerapkan model jigsaw hendaknya menyeluruh artinya pada saat yang bersamaan semua guru, untuk semua mata pelajaran menerapkan jigsaw. Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kabupaten Grobogan hendaknya berusaha meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menganggarkan 20% anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk kepentingan pendidikan, khususnya untuk pelatihan guru. Dinas Pendidikan hendaknya memfasilitasi dan memonitor upaya-upaya sekolah dalam meningkatkan kualitas pembelajarannya. Pihak Kepala Sekolah untuk memfasilitasi kebutuhan-kebutuhan guru dalam mengembangkan proses pembelajarannya, melengkapi sarana dan prasarananya. Guru hendaknya selalu mengadakan dan membuat inovasi-inovasi baru dalam proses pembelajaran dan dapat menggunakan sarana dan prasarana yang ada secara optimal.